Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Mengenal BW Lapian, Pahlawan Nasional dari Sulut, Jurnalis dan Pemimpin Gereja

Banyak tokoh Minahasa menjadi pahlawan nasional. Salah satunya Bernard Wilhelm Lapian. Lapian lahir di Kawangkoan 30 Juni 1892

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
NET
Bernard Wilhelm Lapian 

Diputuskan hari H pada 14 Februari. Namun rencana itu tercium Belanda. Buktinya Ch Taulu serta Wuisan ditangkap oleh tentara Belanda sehari sebelum hari H. Meski demikian rencana perebutan kekuasaan terus berlanjut.

Dimulai pukul 1 dinihari, dua jam kemudian bendera merah putih sudah berkibar di tangsi Belanda di Teling. Peristiwa bersejarah itu menjadi headline sejumlah pers barat antaranya Radio Australia, BBC London serta surat kabar dari Amerika.

Radio Australia bahkan menyiarkan pidato Presiden Sukarno tentang peristiwa itu.

Baim Wong Akui Belajar Banyak Agama Islam dari Suami Alyssa Soebandono Dude Herlino, Daniel: Waw

"Minahasa walaupun terkecil dan terpencil di wilayah Republik Indonesia, namun putra putrinya telah memperlihatkan kesatriaan terhadap panggilan ibu pertiwi, laksanakan tugasmu dengan seksama dan penuh tanggung jawab," kata Sukarno.

Surat kabar terbesar waktu itu di Indonesia Merdeka menulis peristiwa itu dengan judul "Pemberontakan besar di Minahasa".

Dua hari setelah penyerbuan yang berani itu, CH Taulu yang menjadi pimpinan tertinggi tentara Republik Indonesia Sulawesi Utara menggelar rapat di kantor Dewan Minahasa di Manado. Rapat dihadiri pembesar militer sipil, hukum tua di Minahasa, raja Bolmong serta kepala daerah Gorontalo.

Disepakati pembentukan Dewan musyawarah masyarakat Sulut dengan Lapian menjadi kepala pemerintahan sipil Sulut.

Setelah diangkat, Lapian langsung melakukan sejumlah langkah progresif. Pada 21 Februari, Lapian mengumumkan wilayah Sulut serta tengah, bekas residen Manado adalah bagian dari pemerintah Republik Indonesia.

Man City Tumbang Lawan Lyon, Pakar Sepak Bola: Pep Salah di Awal, Tengah Babak dan Babak Kedua

Lapian juga berupaya menentramkan rakyat serta membenahi administrasi pemerintahan. Lewat tipu muslihat Belanda kembali merebut kekuasaan.

 Pada 11 Maret 1946, Lapian ditangkap lalu dipenjara di tangsi Teling. Setahun kemudian ia dipenjara di Cipinang. Pada 1948, Lapian dibawa ke penjara Sukamiskin. Setahun kemudian ia dibebaskan bersamaan dengan penyerahan kedaulatan. Oleh pemerintahan Sukarno, ia diangkat sebagai Gubernur Sulawesi.

Tugasnya tak ringan. Membereskan Kahar Muzakar. Lapian bersama seorang anaknya melakukan langkah berani dengan menemui Kahar Muzakar di tempat persembunyian. Ia berangkat tengah malam. Kembali ke rumah Gubernur tiga hari kemudian. Lapian juga berhasil merintis pemilu di Minahasa.

Perjuangan Lapian membebaskan Indonesia dari cengkraman Belanda juga terjadi di lapangan keagamaan.

Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, semua Gereja Kristen berada di bawah naungan satu institusi Indische Kerk yang dikendalikan oleh pemerintah.

Karena berafiliasi dengan pemerintah, Gereja zaman itu mau tak mau bersikap kompromi dengan penjajahan. Tak ada suara kenabian, padahal masyarakat begitu tertindas.

BW Lapian bersama tokoh-tokoh lainnya kemudian mendeklarasikan berdikarinya Kerapatan Gereja Protestan Minahasa (KGPM) tahun 1933, yaitu suatu gereja mandiri hasil bentukan putra-putri bangsa sendiri yang tidak bernaung di dalam Indische Kerk. Salah satu perkataan Lapian yang terkenal adalah "Yesus dalam kebangsaan, kebangsaan dalam Yesus". (art)

Presiden Jokowi Pakai Sepeda Merek Kreuz, Polygon dan Element: Semuanya Buatan Indonesia

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved