Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Berita Sulut

Mengenal BW Lapian, Pahlawan Nasional dari Sulut, Jurnalis dan Pemimpin Gereja

Banyak tokoh Minahasa menjadi pahlawan nasional. Salah satunya Bernard Wilhelm Lapian. Lapian lahir di Kawangkoan 30 Juni 1892

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
NET
Bernard Wilhelm Lapian 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Banyak tokoh Minahasa menjadi pahlawan nasional. Salah satunya Bernard Wilhelm Lapian. Lapian lahir di Kawangkoan 30 Juni 1892.

Ia wafat di Jakarta pada 5 April 1977 dalam usia 84 tahun. Lapian punya banyak julukan, dari pahlawan tiga zaman hingga sang nasionalis religius.

Wajar saja, Karena kiprah Lapian terentang sejak masa penjajahan Belanda, penjajahan Jepang hingga zaman kemerdekaan Indonesia. Lapangan perjuangannya pun terbentang luas dari aktivis pejuang, militer, birokrasi, jurnalistik hingga keagamaan.

Seperti dituturkan Judie Turambi, ketua Panitia mengutip sejumlah buku tentang BW Lapian, Lapian muda adalah salah satu tokoh yang menggunakan jurnalisme sebagai alat perjuangan.

Ketajaman pena Lapian mulai terlihat saat ia menulis di surat kabar lokal Magelang "Pangkal Kemadjoean". Lapian menulis tentang penindasan yang dialami warga Magelang.

Gebyar Merah Putih, Bawaslu Boltim Gowes Pengawasan Tolak Politik Uang

Kecelakaan Maut - Mobil Rombongan Pengantin Terjun ke Sungai, 6 Orang Tewas, Begini Kronologinya

Tulisan semacam itu tergolong langka di masa itu, yakni tahun 1919 di mana Belanda masih berkuasa penuh. Lapian kian bergelut dengan jurnalisme ketika menjabat ketua cabang Persatuan Minahasa di Batavia.

Dia membidani lahirnya surat kabar "Fajar Kemadjoean". Lapian leluasa menyampaikan idenya tentang Indonesia merdeka melalui surat kabar itu.

Tulisan Lapian yang keras menentang penjajah turut andil dalam menyemai nasionalisme di masa itu, yang ditandai dengan Sumpah Pemuda.

Jelang perang dunia 2, nasionalisme di Minahasa menurun. Mereka termakan propaganda Belanda untuk memasukkan Minahasa sebagai provinsi ke 12 Belanda. Ia mendirikan surat kabar Semangat Hidup untuk melawan propaganda Belanda itu.

IKUTI INSTAGRAM TRIBUN MANADO:

Menurut Turambi, pengalaman berorganisasi serta di dunia pers menumbuhkan sikap demokratis pada Lapian. Hal itu tampak saat ia menjadi anggota Volksraaad Minahasa tahun 1930. Umumnya anggota Volksraad menampilkan sikap feodalistik.

"Namun Lapian mampu menunjukkan sikap demokratis," kata dia. Sikap hidup yang demokratis, membawa Lapian ke kongres pemuda dimana sumpah pemuda tercetus.

Puncak perjuangan Lapian adalah peristiwa merah putih di Manado.

Dikisahkan pada 7 Januari 1946, Lapian yang waktu itu menjabat sebagai Wali kota Manado didatangi para nasionalis antaranya Tumbelaka, Taulu serta Wuisan.

Dulu Jadi Ratu, Pinkan Mambo Kini Akui Gila: di Rumah Tuh Suka Ngomong Sendiri Aku

Mereka memberitahu Lapian rencana mengadakan perebutan kekuasaan. Lapian setuju namun menyuruh keduanya bergerak diam - diam.

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved