Daya Beli Petani Sulut Membaik, NTP Juli Naik 1,66 Persen

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Nilai Tukar Petani (NTP) di Sulawesi Utara pada bulan Juli naik 1,66 persen.

Pada Bulan Juli, NTP Sulut menjadi 98,12. Bandingkan dengan Juni yang berada di angka 96,52.

Kepala Badan Pusat Statisti (BPS) Sulut, Dr Ateng Hartono menjekaskan, membaiknya nilai NTP ini
disebabkan dari dua sisi.

Pertama, membaiknya harga komoditas yang dihasilkan petani.  Petani mendapatkan insentif lebih sehingga bisa menaikkan nilai tukar.

• Wagub Steven Kandouw Galakkan Gerakan Mari Jo Ba Kobong, Tanam Bawang di Moat Boltim

• Beda Nasib Aylan dan Yudha, Warga Miskin Terancam Putus Sekolah

"Kedua, menurunnya biaya  produksi dan harga barang konsumsi rumah tangga juga turun," ujar Ateng kepada Tribun Manado, Senin (10/08/2020).

Terkait itu, NTP Sulut selama tahun kalender 2020 masih mengalami penurunan 0,41 persen.

"Namun secara YoY (tahun ke tahun) masih menunjukkan kenaikan 2,40 persen," ujarnya.

SUBSCRIBE YOUTUBE TRIBUN MANADO:

Sementara,  Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) naik 1,47 persen; dari nilai 97,09 di bulan Juni menjadi 98,52 di Juli.

Ateng menjelaskan,  Nilai Tukar Petani (NTP) adalah perbandingan antara indeks harga yang diterima petani (It) dengan indeks harga yang dibayar petani (Ib) dan dinyatakan dalam persentase.

NTP merupakan salah satu indikator untuk melihat daya beli petani, dengan mengukur  kemampuan tukar produk yang dihasilkan/dijual petani dibandingkan dengan produk yang dibutuhkan.

Baik untuk proses produksi maupun untuk konsumsi rumah tangga petani.

• Kecelakaan Beruntun di Tuban, Pemotor Ugal-ugalan, Mobil Tabrak Gerobak Es

• KISAH Milyarder Melarat dan Jadi Gelandangan Setelah Gila-gilaan Kencani Wanita Cantik

"Semakin tinggi NTP dapat diartikan kemampuan daya beli atau daya tukar petani relatif lebih baik dan tingkat kehidupan petani juga lebih baik," katanya.

Sedangkan Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib).

Dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM).