Berita Sulut
Makam Pahlawan Tuanku Imam Bonjol Sudah 30 Tahun Tak Direnovasi, Abdul Andalkan Proposal
Menurut keterangan Abdul, tidak ada perhatian khusus dari pemerintah terhadap salah satu bangunan bersejarah ini
Penulis: Isvara Savitri | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Makam Pahlawan Nasional Tuanku Imam Bonjol terlihat sepi siang ini, Minggu (9/8/2020).
Hanya kicauan dan gesekan daun-daun yang terdengar, serta beberapa obrolan orang-orang yang tinggal di sekitar pemakaman.
Siang ini angin bertiup cukup kencang, membuat pengelola makam, Abdul Mutalib memilih menutup beberapa pintu makam agar daun-daun tidak masuk dan mengotori sekitar makam.
Abdul mengatakan memang makam ini tidak setiap hari ramai.
• Penerima BST dan BLT di Tahap IV Bertambah, Namun Jumlah Bantuan Berkurang
• Barcelona Percaya Diri Hadapi Die Roten, Pemain Barca Sebut Semua Memiliki Peluang 50:50
• Prabowo Subianto Belum Pasti Maju di Pilpres 2024, Ahmad Muzani Ungkap Alasannya
"Hanya waktu-waktu tertentu saja seperti lebaran. Atau biasanya orang-orang dari luar daerah kebetulan dinas, mampir ke sini," terang Abdul.
Bahkan di depan pintu masuk, tersaji bunga-bunga dan air mineral yang biasa digunakan untuk nyekar masih terbungkus rapi, tanda belum disentuh manusia.
Keadaan makam pun terlihat tidak terurus. Atap yang terbuat dari kayu-kayu tipis atau sirap terlihat sudah lapuk dan siap jatuh.
IKUTI INSTAGRAM TRIBUN MANADO:
Beberapa bagian temboknya pun terlihat berlumut dan retak. Selain itu, catnya sudah kusam dan beberapa ada yang terkelupas.
Lantainya sudah tak lagi putih bersih, menjadi kusam dan terlihat noda kecoklatan di beberapa bagian.
Lanjut Abdul, makam tersebut memang sudah lama tidak direnovasi.
"Terakhir direnovasi itu sekitar tahun 1992, berarti sudah 30 tahun yang lalu," ujar Abdul
• Cara Membuat Gulai Kambing, Lengkap Bahan Utama dan Bumbu Halus
• Tayang Perdana di Mola TV, Berikut Sinopsis Waiting for the Barbarians
Menurut keterangan Abdul, tidak ada perhatian khusus dari pemerintah terhadap salah satu bangunan bersejarah ini.
Selama ini Abdul hanya mengandalkan donatur dari lembaga-lebaga besar, perusahaan BUMN, maupun perseorangan.
Jika makam butuh direnovasi besar-besaran, justru Abdul yang mengajukan proposal.