Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Preman-preman di Kampung Langganan Tarkam Dibuat Tobat oleh Penginjil Jalanan, Aksi Mereka Viral

Cara penginjilan mereka ekspresif, diisi pujian penyembahan, kesaksian para mantan preman tobat, firman Tuhan serta seruan untuk bertobat

Penulis: Arthur_Rompis | Editor: Finneke Wolajan
Istimewa
Harvester Ministry Rajawali Team Sulut di Imandi Tambun 

MANADO TRIBUN.CO.ID - Siapa warga Bolmong tak kenal Tambun dan Imandi.

Dua kampung ini dikenal lewat sejarah gelap.

Tarkam yang beranak pinak.

Entah sudah berapa banyak darah yang tumpah di sana.

Saking jadi momok, banyak yang merinding kala melalui dua kampung bertetangga itu.

Bahkan menyebut namanya saja sudah ngeri.

Pada 15 Juli lalu, kehebohan terjadi di sana.

Namun bukan heboh tarkam yang biasa dicatat media massa.

Ini jenis heboh yang lain. Ratusan orang berkumpul di Pasar Imandi.

Teriakan parau terdengar. Seseorang di pinggir jalan membakar emosi massa.

Ibu-ibu mengusap air mata, sementara kaum muda menaruh tangan kiri di dada dan tangan kanan diangkat ke atas.

"Haleluya, Tuhan Yesus baik". Seruan itu terdengar bak koor.

Itulah penginjilan jalanan ala Harvester Ministry Rajawali Team Sulut.

Penginjilan model ini ngetrend di Sulut di masa Covid.

Jadi viral di medsos. Gaya mereka beda.

Turun di pasar, terminal, kampung atau tempat - tempat terbuka.

Cara penginjilan mereka ekspresif, diisi pujian penyembahan, kesaksian para mantan preman tobat, firman Tuhan
serta seruan untuk bertobat.

Pesan intinya adalah mengajak orang untuk kembali pada Tuhan.

Menurut sejumlah warga yang tersentuh dengan penginjilan jalanan ini, inilah mezbah akhir zaman.

Mezbah yang bukan berada di gedung ibadah, tapi di pasar, kampung, tempat terbuka: tempat - tempat di mana ada dosa yang besar sekaligus kehausan rohani yang besar.

Tampil di pasar Imandi, Pdt Jerry Sanger Ketua Harvester Ministry Rajawali Team Sulut memaparkan tentang kisah Saul dan Daud.

Saul yang tidak menjalankan perintah Tuhan dengan sepenuhnya.

Sedang Daud taat dan dengar - dengaran. Iman Saul merosot.

Sebaliknya Daud terus bertambah-tambah.

Dengan iman yang besar itu, Daud mengalahkan Goliat.

Raksasa Goliat, sebut dia, melambangkan Covid 19 dan segala permasalahan dunia.

Semua bisa dikalahkan dengan Iman. Iman yang sejati diperoleh hanya dengan percaya pada Yesus.

Ia mengajak warga Imandi dan Tambun membuang segala dosa dan berbalik pada Tuhan.

Di doa penutup, dipanggil perwakilan warga dari Imandi dan Tambun.

"Semoga warga di sini akan hidup rukun dan damai di dalam kasih Tuhan Yesus".

Jerry dalam wawancaranya dengan Tribun Manado mengatakan, pihaknya melakukan penginjilan jalanan di Imandi dan Tambun.

"Pemuda dan preman preman di sana kami doakan secara khusus," kata dia.

Selain di Imandi dan Tambun, kampung langganan tarkam lainnya juga dilawat.

Seperti Tompaso Baru. Masuk ke daerah janggo, pihaknya membekali diri dengan doa dan puasa.

"Banyak orang yang diubah, juga preman, banyak yang sadar," kata dia.

Sebut dia, sudah 28 tahap penginjilan jalanan yang berlangsung di pasar, terminal dan kampung di semua daerah di Sulut.

Ia membeber penginjilan jalanan digelar karena adanya masa pendemi Covid 19.

"Di mana umat Kristen tidak bisa beribadah lagi di gedung - gedung gereja dan tempat tertutup, dengan kondisi ini banyak orang mulai hidup dalam ketakutan dan kegoncangan. 

Karena itu Tuhan memberikan misi ini untuk membangkitkan lagi rohani yang letih lesu. Supaya ada pengharapan lagi dalam Yesus Kristus," kata dia.

Sebut dia, misi tim tersebut ada dalam Amsal 24 :11 yang berbunyi "Selamatkan mereka yang sedang terhuyung huyung menuju pada kebinasaan".

"Saatnya kini kita mengalir dalam pergerakan KKR Penginjilan di akhir Zaman," kata dia. 

Sumber: Tribun Manado
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved