Virus Corona di Indonesia
Angka Positif dan Kematian Virus Corona di Indonesia Lampaui China, Desakan Pemerintah Evaluasi
Kurniasih mengatakan, angka kasus positif dan kematian akibat Covid-19 ini lebih tinggi dari China sebagai negara pertama tempat virus Covid-19 menyeb
TRIBUNMANADO.CO.ID - Angka positif Virus Corona (Covid-19) di Indonesia kini menembus lebih dari 100 ribu kasus.
Dengan angka kematian akibat Covid-19 yang mencapai 4.838 jiwa.
Menanggapi hal tersebut, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PKS Kurniasih Mufidayati mengaku prihatin.
Kurniasih mengatakan, angka kasus positif dan kematian akibat Covid-19 ini lebih tinggi dari China sebagai negara pertama tempat virus Covid-19 menyebar.
Dia menilai strategi penanganan Covid-19 oleh pemerintah perlu dievaluasi karena lebih mengedepankan kepentingan ekonomi dibandingkan paradigma kesehatan.
• Joko Widodo Yakin Indonesia Akan Lewati Krisis Pandemi Covid-19: Tata Kelola Pemerintah Harus Diubah
• Positif Covid-19, Penyerang Muda Real Madrid: Bersyukur Dalam Keadaan Baik-baik Saja
• Sulut Ketambahan 37 Pasien Sembuh Covid-19, Paling Banya Kota Manado, Ini Rinciannya
"Mulai dari Perppu penanganan Corona, kampanye new normal yang kemudian diakui salah oleh pemerintah dan terakhir pembentukan Komite Penanganan
Covid-19 yang lebih berdimensi ekonomi dan menjadikan Satgas penanganan Covid-19 hanya bagian subordinat saja dalam perumusan kebijakan," ujar Mufida, dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Kamis (30/7/2020).
Dia mengatakan kebijakan pemerintah yang menitikberatkan ekonomi dalam penanganan Covid-19 justru menjadikan beberapa lokasi penyebaran klaster baru. Seperti perkantoran, pusat perdagangan, hingga pasar.
Politikus PKS tersebut juga menilai keselamatan tenaga medis semakin terancam dengan banyaknya klaster baru di fasilitas kesehatan. Dia mencatat ada 124 klaster di fasilitas kesehatan dengan 799 kasus.
"Jika terakhir Presiden meminta penanganan seimbang antara kesehatan dan ekonomi tapi tidak begitu yang terjadi di lapangan. Kampanye new normal presiden
dengan mengunjungi mal dan menyerahkan kewenangan perpanjangan PSBB di masing-masing daerah membuat kebijakan nasional penanganan Covid-19 ini tidak seragam.
"Jika dulu episentrum di Jakarta, kini ada 8 provinsi penyumbang terbesar Covid-19 di Tanah Air," kata dia.
• Rusia Siap Luncurkan Vaksin Covid-19: Beri Ancar-ancar Pertengahan Agustus
• Tertarik Jadi Relawan Buat Jajal Vaksin Corona, Bio Farma Cari 1.620 Relawan
• 1.620 Relawan Akan Jalani Uji Klinis Vaksin Covid-19, Pemerintah Siap Jamin Kesehatan
Oleh karenanya, pemerintah diminta menggunakan strategi penanganan Covid-19 dengan pola pikir bencana kesehatan.
Sehingga seluruh kebijakan yang akan dikeluarkan menggunakan pertimbangan kebencanaan kesehatan.
"Tidak ada yang dibenturkan antara ekonomi dan kesehatan. Kita memahami semuanya harus berjalan. Dalam sistem penanganan bencana pun semua sudah diatur.
"Termasuk klaster-klaster yang mendukung misalnya pendidikan, sosial, ekonomi yang komando pusatnya ada di BNPB," imbuhnya.
