Hari Bhakti ke 73 TNI AU
Sejarah 29 Juli Diperingati sebagai Hari Bhakti TNI AU
Tanggal 29 Juli diperingati sebagai Hari Bhakti TNI Angkatan Udara. Tahun ini, Hari Bhakti TNI AU membilang 73 tahun
Penulis: Fernando_Lumowa | Editor: David_Kusuma
Kalau pagi hari, Pangkalan Udara Maguwo, Yogyakarta diliputi suasana kebanggaan dan heroik maka sebaliknya pada sore harinya Angkatan Udara Republik Indonesia khususnya dan bangsa Indonesia umumnya berduka.
Pesawat Dakota VT-CLA yang membawa obat-obatan sumbangan Palang Merah Malaya kepada Palang Merah Indonesia, ditembak jatuh oleh dua pesawat pemburu Belanda P-40 Kitty Hawk.
Pesawat Dakota VT-CLA adalah pesawat “carteran” Republik Indonesia dari warga negara India yang bernama Bijoyanda Patnaik yang bersimpati pada perjuangan Bangsa Indonesia.
• 181 Perwira TNI Dimutasi, Mayjen Eko Margiyono Jadi Pangkostrad, Mayjen Richard Jabat Dankoopsus
Pesawat meninggalkan Singapura pada pukul 13.00 siang tanggal 29 Juli 1947 menuju Pangkalan Udara Maguwo. Setelah menjalani lebih kurang tiga jam penerbangan, Pesawat Dakota VT-CLA yang diterbangkan oleh Alexander Noel Constantine bersiap-siap hendak mendarat di lapangan terbang Maguwo.
Roda-roda pendaratan baru saja keluar dari tempatnya, muncul dua pesawat P-40 Kitty Hawk secara tiba-tiba dan tanpa peringatan terlebih dahulu memberondong dengan senapan mesin.
Akibatnya beberapa saat kemudian terlihat pesawat Dakota VT-CLA oleng karena mesin sebelah kiri terkena tembakan. Sebelum jatuh ke tanah, sayap sempat menghantam pohon dan jatuh di pematang sawah di desa Ngoto, Bantul sebelah selatan kota Yogyakarta.
Dalam peristiwa tersebut seluruh awak dan penumpang lainnya gugur, mereka adalah Alexander Noel Costantine (pilot kebangsaan Australia), Ny AN. Constantine, Roy Hazelhurst (co-pilot), Bhida Ram (juru tehnik), Komodor Muda Udara Prof Dr Abdulrachman Saleh, Komodor Muda Udara A. Adisutjipto, Opsir Muda Udara Adi Soemarmo Wirjokusumo, Zainal Arifin. Satu-satunya penumpang yang selamat adalah Abdulgani Handonotjokro.
Kepergian tokoh-tokoh AURI justru di saat tenaga dan pikirannya sangat diperlukan untuk membangun dan membesarkan Angkatan Udara Republik Indonesia.
Pengorbanan tokoh-tokoh pejuang itu merupakan bukti dan bhakti pengabdian yang dapat diberikan TNI Angkatan Udara kepada bangsa dan negara.
• Nagita Slavina Geram Usai Pergoki Isi Chat Raffi Ahmad: Biar Dia Tahu Jangan Macem-macem
Berdasarkan Surat Keputusan Kasau Nomor: Skep/78/VII/2000 tanggal 17 Juli 2000 Monumen Ngoto, tempat jatuhnya pesawat Dakota VT-CLA diresmikan menjadi Monumen Perjuangan TNI Angkatan Udara.
Bersamaan dengan peresmian monumen tersebut, dipindahkan kerangka jenazah Marsda TNI (Anumerta) A. Adisutjipto dan Marsda TNI (Anumerta) Abdulrachman Saleh beserta isteri dari Tempat Pemakaman Umum Kuncen, Yogyakarta ke Monumen Perjuangan TNI AU, Ngoto, Yogyakarta.
Untuk mengenang dan mengabadikan peristiwa gugurnya para tokoh dan perintis Angkatan Udara tersebut, sejak tanggal 29 Juli 1955 diperingati sebagai “Hari Berkabung” AURI. Mulai 29 Juli 1962 diubah menjadi Hari Bhakti TNI AU yang sejak saat itu seluruh warga TNI AU memperingatinya secara terpusat di Pangkalan Udara Adisutjipto.
Tumanduk mengatakan, peristiwa itu mewariskan kepada para generasi penerus, akan nilai luhur semangat juang dan pengorbanan para pendahulu TNI AU.
Meskipun hidup di era yang berbeda, namun prajurit TNI AU masa kini, harus mampu berjuang dan mengabdi dengan semangat yang sama.
• Ini Strategi Pemkab Bolmong Pulihkan Ketahanan Pangan di Dumoga
"Sehingga peringatan bersejarah ini, dapat menjadi pendorong dan penyemangat para prajurit
dalam mengabdikan diri kepada bangsa dan negara," ujarnya.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/danlanudsri-manado-kol-pnb-abram-tumanduk-menjadi-inspektur-upacara.jpg)