Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Nadiem Minta Maaf Atas Polemik POP

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyambangi kantor Pusat Pimpinan (PP) Muhammadiyah

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
dok Youtube Kemendikbud/Kontan
Mendikbud Nadiem minta maaf soal POP Kemendikbud 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim menyambangi kantor Pusat Pimpinan  (PP) Muhammadiyah pada Rabu siang (29/7). Hal tersebut diungkapkan Sekretaris Umum (Sekum) PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti.

Ipar Jokowi Setelah Mundur dari Bursa Calon Bupati Gunungkidul

"Mendikbud Nadiem Makarim silaturrahim ke PP. Muhammadiyah didampingi staff khusus," kata Mu'ti.

Mu'ti menuturkan, kedatangan mantan CEO Gojek tersebut bertujuan untuk menyampaikan permintaan maaf serta berjanji akan mengevaluasi Program Organisasi Penggerak (POP).

"Pertemuan yang berlangsung sekitar satu jam membicarakan berbagai kebijakan Kemendikbud, khususnya program POP," jelas Mu'ti.

Muhammadiyah ujar Mu'ti, mengapresiasi permohonan maaf tersebut, tetapi belum dapat menentukan sikap ke depan terkait program POP.

"Muhammadiyah akan membahas secara khusus dengan Majelis Dikdasmen dan Majelis Dikti Lintang dalam waktu dekat," jelasnya.

Sementara itu  Ketua Lembaga Pendidikan (LP) Ma'arif NU, Z. Arifin Junaidi menanggapi permintaan maaf Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim menyoal kisruh Program Organisasi Penggerak (POP).

Pria Ini Tak Percaya Covid-19, Gelar Reuni di Rumah, 14 Anggota Keluarga Terpapar, 1 Meninggal Dunia

Saat dihubungi Tribun, Arifin menyatakan organisasinya enggan bergabung kembali dalam Program Organisasi Penggerak (POP) Kemendikbud.

"Tidak (mau bergabung kembali)," ujarnya Rabu (29/7).

Ada sejumlah alasan mengapa pihaknya menolak bergabung. Pertama, Nadiem tidak mau mencoret Tanoto dan Sampurna dari daftar penerima POP. Kedua, kalau pemikiran di atas diikuti kenapa Muslimat NU, Aisyiyah, Pergunu dan FGM tidak dimasukkan ke dalam daftar, padahal organisasi itu juga menjalankan program penggerak dengan dana sendiri. Bisa dipastikan organisasi-organisasi tersebut tidak mau dimasukkan daftar karena tidak dapat dana dari POP.

Selanjutnya menurut Arifin, Nadiem menyatakan akan mengevaluasi penerima dana POP tapi organisasi yang sudah lolos tetap saja percaya diri melaksanakan tahapan-tahapan program.

"Evaluasi membutuhkan waktu, ini berakibat waktu pelaksanaan POP semakin sedikit," tambah dia.

Nadiem Makarim sebelumnya menyampaikan permintaan maafnya melalui video berdurasi 2,36 menit di akun resmi Kementerian Pendidikan pada Selasa (28/7/).

"Dengan rendah hati saya mohon maaf atas segala keprihatian yang timbul, dan berharap agar tokoh dan pimpinan NU, Muhamadiyah dan PGRI bersedia untuk terus memberikan bimbingan dalam program, yang kami sadari betul belum sempurna," kata Nadiem.

Menurut Menteri Nadiem, tanpa dukungan dan partisipasi semua pihak, mimpi untuk mewujudkan pendidikan berkualitas bagi penerus bangsa  sulit tercapai.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved