Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hubungan China Iran

Hubungan China-Iran Kian Mesra, Mantan Kepala Mossad Israel Cemas dan Ungkap Hal Bakal Terjadi

Mantan Kepala Mossad, Danny Yatom, mengungkapkan kekhawatirannya atas kian mesranya hubungan China-Iran.

Editor: Aldi Ponge
Al Jazeera
Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei. 

Menurut Danny Yatom, mantan kepala agen mata-mata Israel itu, kesepakatan dengan Iran itu bagian kebijakan umum Beijing untuk memperluas pengaruhnya di kawasan Timur Tengah.

"Seperti halnya di Afrika, China menerima akses ke proyek infrastruktur bernilai miliaran dolar, Beijing menggunakan trik yang sama di Timur Tengah, mencapai kesepakatan dengan Teheran,” kata Yatom.

“ Tujuan mereka di sini sederhana: yang mereka inginkan hanyalah mendapatkan akses ke Mediterania dari mana mereka akan bisa lebih dekat ke Uni Eropa, mitra dagang terbesar China,” lanjutnya.

Israel Mengatasi Kecurigaan

Sementara kesepakatan bisnis China-Eropa belum menimbulkan kekhawatiran bagi Israel, tapi menurut Yatom, itu mungkin menimbulkan “sakit kepala” yang serius bagi negaranya.

"Begitu China mulai mengucurkan uangnya, itu pasti akan memudahkan situasi ekonomi Iran; dan sekali ini dilakukan, Teheran akan dapat mengalokasikan uang untuk organisasi yang dapat menantang negara Yahudi, seperti Hezbollah, Hamas, dan Jihad Islam Palestina,” kata Yatom.

Meskipun Teheran diduga berhenti mendukung Hamas pada 2011 menyusul keputusan kelompok Islam untuk mendukung pemberontak Suriah yang berperang melawan Presiden Suriah Bashar Assad,  suntikan uang tunai kepada Jihad Islam dan Hizbullah tidak pernah berhenti.

Walaupun sulit untuk menilai berapa banyak uang (jika ada) yang dimasukkan oleh Teheran, media Israel menunjukkan Jihad Islam Palestina menerima sekitar $ 70 juta per tahun, dan Hezbollah Lebanon mendapat sekitar $ 800 juta per tahun.

Suntikan uang tunai bukan satu-satunya cara yang digunakan Iran. Selama bertahun-tahun, Iran diduga memberi Hezbollah sejumlah senjata dan membantu mengubahnya menjadi salah satu kekuatan militer terkuat di kawasan itu.

Mereka menguasai berbagai macam anti-tank, anti rudal anti-udara, kemampuan yang menurut negara Yahudi tidak bisa diterima.

Karena alasan inilah dalam beberapa tahun terakhir, Israel telah meningkatkan upayanya untuk mencegah kehadiran Iran di sebelah perbatasannya di utara.

Militer Israel secara konsisten menyerang berbagai sasaran milik Republik Islam dan proksi Hizbullah di tanah Suriah. Israel percaya, lewat jalur inilah senjata Iran bisa mencapai Lebanon.

Pekan lalu, militer Israel menggempur sebuah sasaran di dekat Damaskus, menewaskan beberapa gerilyawan bersenjata, termasuk seorang pejuang Hizbullah Lebanon.

Ini juga terjadi pada bulan Juni, ketika negara Yahudi itu dilaporkan menghancurkan dua pabrik yang digunakan oleh milisi dukungan Iran untuk menampung amunisi.

"Iran adalah musuh utama kami, dan kami mengikuti apa yang mereka dan sekutu mereka lakukan. Kami tidak akan membiarkan Republik Islam mendekati perbatasan kami,” tegas Yatom.  

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved