Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Ada Angapan Covid-19 Tak Semengerikan Pemberintaan, Pemerintah: Dampaknya Sangat Berbahaya

Hal yang disampaikan Yurianto sebagai tanggapan atas berbagai informasi yang menyebut Covid-19 tak semengerikan yang diberitakan media massa.

Editor: Rizali Posumah
Dok. BNPB
Tim komunikasi publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Protokol kesehatan menjadi satu-satunya pegangan semua pihak agar aman terhadap risiko penularan Covid-19.

Demikian yang dikatakan Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona Achmad Yurianto.

Hal ini disampaikan Yurianto sebagai tanggapan atas berbagai informasi yang menyebut Covid-19 tak semengerikan yang diberitakan media massa.

"Protokol kesehatan adalah satu-satunya pegangan kita agar kita bisa aman dari penularan Covid-19," ujar Yuri ketika dikonfirmasi Kompas.com, Senin (20/7/2020).

Yuri menegaskan, masyarakat harus disiplin memakai masker dengan benar, menjaga jarak dan rajin mencuci tangan.

Dalam melakukan tiga hal itu, kata dia, harus terus-menerus. Jangan setengah-setengah.

"Kita harus berkomitmen kuat dan tidak berhenti. Apabila kita terinfeksi (Covid-19), akan menjadi jadi sangat berisiko menularkan kepada orang lain," lanjut dia.

Selain keluarga di rumah, orangtua, tetangga dekat, rekan kantor dan kontak dekat lain, individu yang terinfeksi pun berisiko menularkan kepada lansia serta orang berpenyakit bawaan.

Sebelumnya, Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, membuat dan menyebarkan kabar hoaks di tengah pandemi Covid-19, tidak bermanfaat bagi masyarakat.

Reisa mengatakan, menyebarkan dan membuat informasi tidak benar di masa pandemi justru menimbulkan bahaya, apalagi jika sampai mengakibatkan orang lain tertular virus corona.

"Bagi yang menyebar hoaks dan membuat informasi tidak benar dan membuat asumsi, apalagi bukan di bidang ilmu yang dikuasai, baik dalam situasi pandemi atau bukan, itu tidak akan berguna bagi masyarakat banyak," kata Reisa dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Senin (20/7/2020).

"Apalagi kalau informasi tersebut justru membuat orang lain terjangkit Covid-19, dampaknya sangat berbahaya," sambung dia.

Menurut dia, apabila masyarakat masih ragu dengan informasi tentang Covid-19, sebaiknya mengakses perkembangan terbaru melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Kementerian Kesehatan dan WHO.

"Dan simak kesaksian dari para penyintas atau mereka yang baru saja pulih dari Covid-19," pungkas dia.

Sementara itu, pemerintah mencatat masih ada penambahan kasus baru pasien terkonfirmasi positif Covid-19 hingga Senin (20/7/2020).

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved