Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Sapardi dan Puisinya yang Bernyanyi

Bagi kebanyakan orang, puisi adalah karya yang sulit dipahami. Namun tidak dengan puisi-puisi karya Sapardi Djoko Damono.

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Gramedia via KOMPAS.com
Penyair Sapardi Djoko Damono dikabarkan meninggal dunia pada Minggu (19/7/2020) pagi ini sekitar pukul 09.17 WIB. 

dibiarkannya yang tak terucapkan

diserap akar pohon bunga itu

(1989)

Maka tak mengherankan jika menjelang awal Juni, sepanjang bulan Juni, bahkan di bulan-bulan yang lain, puisi karya Sapardi ini cukup sering berseliweran di berbagai media sosial. Sapardi Djoko Damono, lewat karya-karyanya, mampu menyentuh dan menguatkan banyak hati. Seperti makna yang tersirat dalam ‘Hujan Bulan Juni’.

Arti Mimpi Dikejar Hantu, Tak Selamanya Buruk, Begini Tafsirannya

‘Hujan Bulan Juni’, meski di dalamnya ada kontradiksi antara hujan dan bulan Juni, namun ia menyemangati banyak hati untuk tetap tabah, manakala dihadapkan pada rasa yang harus tertahan.

Tengok pula puisi lain Sapardi berjudul ‘Aku Ingin’.

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan kata yang tak sempat diucapkan

kayu kepada api yang menjadikannya abu

 

--

aku ingin mencintaimu dengan sederhana:

dengan isyarat yang tak sempat disampaikan

awan kepada hujan yang menjadikannya tiada

Tak ada puisi yang begitu banyak dinyanyikan selain sajak Sapardi berjudul Aku Ingin di atas. Puisi itu menjelma selayaknya lirik yang merindukan nada.

Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved