Webinar Ikatan Alumni STFSP, Prof Yong Ingatkan Tanggung Jawab Mereka yang Pernah Belajar Filsafat
Prof Yong mengatakan banyak orang salah mengerti soal filsafat seperti memandang para filsuf sebagai orang ateis.
Penulis: maximus conterius | Editor: maximus conterius
Ia mengatakan, mengikuti Plato dan Aristoteles, filsuf profesional menempuh jalur akademik.
Sedangkan mengikuti jejak Sokrates, kita bisa menjadi filsuf dengan berdialog untuk mencari kebenaran.
Pada bagian kedua, Prof Yong mengatakan banyak orang salah mengerti soal filsafat seperti memandang para filsuf sebagai orang ateis.
Padahal filsafat membantu membangun peradaban dengan mencari kebenaran, mencintai keindahan, juga menghargai seni dan budaya. Filsafat juga membuat reinterpretasi ide.
Filsafat memberikan skema konseptual atau paradigma seperti eksistensialisme, globalisasi, post modernisme, disrupsi dan revolusi industri 4.0.
Filsafat memberikan refleksi radikal.
Ia mencontohkan dua peristiwa viral di Manado yang butuh refleksi radikal.
Pertama, soal mandi bersama-sama di pantai.
Di situ ada nilai sosial kebersamaan, tapi ada nilai lain yang lebih penting dalam situasi pandemi yaitu tanggung jawab.
Yang kedua soal rapid test di Pasar Pinasungkulan.
Baik pedagang yang menolak maupun petugas kesehatan berjuang untuk hidup.
Yang satu untuk kebutuhan sehari-hari, yang lain penegakan aturan.
Refleksi radikalnya ialah, no discipline, no new normal. No discipline, new normal akan menjadi new problem.
Terakhir, ia mengatakan, semua orang harus punya tujuan hidup. Tanpa tujuan hidup, hidup tanpa makna.
Maka itu, sebagai orang yang pernah mempelajari filsafat, alumni STFSP harus membantu orang menemukan makna hidup.