Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Xi Jinping dan Vladimir Putin Jalin Kesepakatan Penentangan atas Hegemoni dan Unilateralisme

Unilateralisme adalah doktrin atau agenda apapun yang mendukung tindakan sepihak.

AFP
Presiden China, Xi Jinping dan Presiden Rusia, Vladimir Putin. 

Dia menambahkan, China akan mengintensifkan koordinasinya dengan Rusia secara internasional, termasuk PBB, untuk membela multilateralisme dan menentang hegemoni dan unilateralisme.

Sementara itu, melansir Reuters yang mengutip Kremlin, Xi Jinping sepakat untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, termasuk di bidang energi dan manufaktur pesawat sipil.

Dalam sebuah pernyataan, Kremlin juga mengatakan bahwa baik Putin maupun Xi memuji bantuan timbal balik Rusia dan China dalam mengatasi pandemi virus corona selama puncaknya.

Pembicaraan ini pun diduga kuat sebagai bentuk sikap China terhadap Amerika Serikat yang berkali-kali melakukan kebijakan luar untuk menekan mereka di berbagai bidang.

China enggan ikut perundingan nuklir

Konflik antara Amerika Serikat dan China seakan tak pernah habis pada tahun 2020 ini.

Pembahasan tentang perlucutan senjata nuklir pada bulan Juni lalu disebut dapat menjadi front baru dalam perpecahan yang semakin dalam antara China dan Amerika Serikat.

Hal ini memungkinkan, pasca Beijing menolak untuk bergabung dengan perundingan dengan Washington dan Moskow untuk memperpanjang perjanjian penting tersebut.

Diberitakan South China Morning Post, utusan kontrol senjata AS Marshall Billingslea pada hari Rabu mendesak Beijing untuk memikirkan kembali keputusannya menjelang negosiasi yang akan dilangsungkan pada akhir bulan ini.

Billingslea akan bertemu dengan wakil menteri luar negeri Rusia Sergei Ryabkov di Wina pada 22 Juni untuk membahas perpanjangan New Start, sebuah perjanjian pengurangan senjata nuklir yang dinegosiasikan di bawah pemerintahan Barack Obama yang akan berakhir Februari.

 

“China hanya mengatakan tidak memiliki niat untuk berpartisipasi dalam negosiasi trilateral. Itu harus dipertimbangkan kembali,” ucap Billingslea.

"Mencapai status kekuatan yang hebat membutuhkan perilaku dengan tanggung jawab kekuatan yang besar."

"Tidak ada lagi Tembok Besar Kerahasiaan pada pembangunan nuklirnya."

"Kursi menunggu kehadiran China di Wina,” tulisnya, sehari setelah mengkonfirmasikan bahwa Beijing telah diundang ke perundingan tersebut.

Ilustrasi Angkatan Laut Amerika Serikat. AS dan NATO adakan latihan perang di Laut Baltik dekat Rusia.
Ilustrasi Angkatan Laut Amerika Serikat. AS dan NATO adakan latihan perang di Laut Baltik dekat Rusia. (US Navy)

Sementara itu, mengutip Wall Street Journal, Moskow tidak akan menekan China untuk bergabung dalam perundingan dengan negosiator AS dan Rusia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved