Virus Corona
WHO Buktikan Virus Corona Bisa Menular Lewat Udara, Begini Penjelasannya
Diungkapkan WHO setelah menerima surat dari para ilmuwan yang meyakini virus corona bisa menular melalui airbone.
Sementara itu, Alleganzi menegaskan penelitian lebih mendalam diperlukan untuk mengungkap mode transmisi virus corona.
"Jadi, ini adalah bidang penelitian yang benar-benar berkembang dan yang ada beberapa bukti muncul tetapi tidak definitif," katanya.
"Kemungkinan penularan melalui udara dalam pengaturan publik, terutama dalam kondisi yang sangat spesifik, padat, tertutup, dan berventilasi buruk yang telah dijelaskan tidak dapat dikesampingkan."
"Namun, bukti perlu dikumpulkan dan ditafsirkan," jelas Alleganzi.
Menyebar Melalui Tetesan dan Airbone Hanya Terjadi saat Tindakan Medis
Dikutip dari Science Times, WHO sebelumnya mengatakan virus corona menyebar melalui droplet atau tetesan dari batuk maupun bersin orang terinfeksi.
Selain itu, organisasi kesehatan itu mengatakan virus akan menghilang di udara dengan cepat karena partikelnya besar.
Namun, kini banyak ilmuwan yang meyakini SARS-CoV-2 itu dapat mengudara, artinya partikel virus bisa menetap di udara dan di dalam ruangan.
Menurut The New York Times, kenaikan kasus infeksi baru-baru ini terjadi pascapembukaan perkantoran.
Ini mengonfirmasi klaim para ilmuwan soal virus corona menular lewat airbone, sejak beberapa bulan silam.

Ruangan bersiklus udara buruk, berkemungkinan besar menjadi pusat penyebaran wabah.
Sehingga masker sangat dibutuhkan untuk mencegah risiko penularan baik di dalam maupun luar ruangan.
Tenaga kesehatan pun mungkin membutuhkan masker N95 yang mampu menghadang droplet hingga virus airbone saat merawat pasien Covid-19.
Sistem ventilasi di sekolah, panti jompo, dan perkantoran juga perlu diberi filter yang lebih kuat.
Selain itu, lampu ultraviolet mungkin dibutuhkan untuk membunuh partikel virus yang mengambang di dalam ruangan.