Berita Bolmong
Delapan Tahun SMP Ini Tak Aktif, Disdik Bolmong Janji Bangun Satap
Delapan tahun sudah, SMP satu atap di Desa Mengkang, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong, non aktif
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID - Delapan tahun sudah, SMP satu atap di Desa Mengkang, Kecamatan Lolayan, Kabupaten Bolmong, non aktif.
Selama delapan tahun itu, puluhan anak kehilangan kesempatan bersekolah. Mimpi jadi dokter, guru, polisi atau tentara, harus dikubur dalam-dalam.
Mereka harus puas hidup dalam realita. Menjadi petani, seperti orang tua mereka.
Mencari uang, lalu nikah muda. Lantas mewariskan kemiskinan pada anak cucu.
Tribun Manado bersama sejumlah media mengikuti rombongan dinas pendidikan Bolmong ke desa tersebut, Selasa kemarin.
Tujuan kunjungan adalah untuk melihat masalah pendidikan di desa tersebut dan menuntaskannya secepat mungkin.
• Bawaslu Bolmut Warning ASN Jaga Netralitas
Gaya ini memang lagi tren di Bolmong. Ngantor di desa dan selesaikan masalah segera.
Dengan melangkahi sederet prosedur dan birokrasi yang njelimet.
"Anak saya sudah lulus SD ingin sekolah SMP tapi bingung mau sekolah dimana, mau sekolah di Kotamobagu terlalu jauh, kami tak punya biaya, mau disini tak ada sekolah," ujar salah satu orang tua murid.
Sejatinya ia punya harap sang anak bisa terus sekolah. Sang anak ingin jadi polisi.
• Aktivitas Pagi Gubernur Olly dan Ibu Rita, Kompak Jemur Cengkih Bareng
"Tapi kita harus berpijak pada kenyataan, jika seperti ini ya terpaksa mimpi itu harus dibuang. Jadilah petani seperti kami," ujarnya lirih.
Ketua BPD Desa Mengkang Satipidin Mokolintad mengatakan, SMP Satap di desa itu tutup
delapan tahun lalu gara - gara sedikit murid.
"Siswanya hanya sedikit jadi ditutup," ujar dia.
Sebut dia, sejumlah anak setamat SD melanjutkan pendidikan di Kotamobagu. Tapi umumnya tamatan SD disana berhenti sekolah.
"Orang tuanya pasrah, terpaksa sang anak ikut ke kebun," ujarnya.
• Eco Family Investasi Rp 1,5 Triliun, Bangun Hotel Bintang 5 Pertama di Sulut
Kepala sekolah SDN Mengkang Anua Kandoli mengatakan, saat ini jumlah siswa di sekolahnya berjumlah 30 orang. Ia mengaku selama proses belajar mengajar alami kendala karena kekurangan.
"Dana BOS kita kecil jadi tidak mampu memenuhi kebutuhan fasilitas sekolah, sejuh ini menutupi kekurangan dengan bantuan orang tua murid,”ucap Kandoli.
Sementara itu Kepala Disdik Bolmong Renty Mokoginta yang berada di lokasi langsung menyimpulkan solusi untuk sekolah di Desa Mengkang yakni mengaktifkan kembali sekolah satu satu atap.
“Pastinya kita akan aktifkan sekolah satu atap di sini, dengan memenuhi tenaga pendidik,”ucap Renti.
Selain itu kata Renty, untuk fasilitas berupa kursi dan meja belajar akan segera dipenuhi pihaknya dalam sepekan. “Karena ini kebutuhan mendesak kita segera penuhi minggu ini,”tutur dia.
• PUPUS, Prabowo Tolak Koalisi dengan Golkar di Pilkada Sulut: Sudah Komit Sama Pak Olly
Menurut Renty, sejauh penilaiannya angka putus sekolah di Desa Mengkang tidak signifikan. Meski begitu ia tetap mengantisipasi angka putus sekolah dengan pembangunan gedung sekolah satu atap di wilayah itu.
“Di sini yang putus sekolah tidak signifikan, tapi langkah antisipasi menghindari hal itu tetap kita lakukan,”jelas Renty.
Tour Disdik Bolmong ke sekolah pelosok merupakan kesekian kali dalam dua pekan terakhir setelah sebelumnya telah meninjau sejumlah sekolah seperti di Desa Pomoman Kecamatan Poigar, Kolingangaan di Kecamatan Bilalang, Desa Ikarad Kecamatan Dumoga Timur.
Renty mengaku peninjauan ke sekolah pelosok penting untuk menginventarisir persoalan yang ada. Selain meninjau, Disdik juga memberikan alat tulis gratis kepada para siswa. (art)
• Djoko Tjandra Bikin KTP Elektronik di Kantor Kelurahan Tak Sampai 1 Jam, NIK-nya Masih Terdaftar