Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Roket Katyusha Kembali Serang Kedubes AS di Irak, Pejabat AS Tuding Iran Dalang di Balik Serangan

Para pejabat AS menuding milisi yang didukung Iran sebagai otak di balik serangan roket di fasilitas AS, termasuk di dekat kedutaan besar di Baghdad

Editor: Finneke Wolajan
Istockphoto/Aapsky via CNN
Ilustrasi roket Katyusha 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Roket Katyusha kembali menyerang bangunan milik Amerika Serikat (AS) di Irak pada Minggu (5/7/2020) dini hari waktu setempat.

Roket tersebut menyerang lokasi Kedutaan Besar Amerika Serikat ( AS) dan kantor-kantor kedubes lainnya di Irak.

Seorang anak terluka dan sebuah rumah rusak akibat serangan tersebut, meski serangan ini berhasil digagalkan.

Di saat yang sama, pasukan keamanan dapat menghentikan roket Katyusha lainnya dari peluncuran ke pangkalan udara militer Taji di sisi utara Baghdad, yang dihuni pasukan AS.

VIDEO Detik-detik Rudal Fateh Iran Diluncurkan & Picu Perang Teluk III, Ternyata Bukan Senjata Biasa
VIDEO Detik-detik Rudal Fateh Iran Diluncurkan & Picu Perang Teluk III, Ternyata Bukan Senjata Biasa (Kolase Twitter @HosseinDalirian dan EPA-EFE)

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Zona Hijau Diserang, Rudal Hampir Hantam Kedubes AS di Irak'

Pihak militer Irak tidak memberi keterangan detali tentang serangan roket ini.

Para pejabat AS menuding milisi yang didukung Iran sebagai otak di balik serangan-serangan roket di fasilitas AS, termasuk di dekat kedutaan besar di Baghdad ini.

Namun, belum ada kelompok-kelompok dukungan Iran yang mengklaim serangan ini.

Polisi dan petugas medis mengonfirmasi seorang anak terluka ringan, dan mengatakan penyebab luka adalah pecahan roket yang jatuh di sebuah rumah.

Sumber kepolisian mengatakan, sistem anti-roket yang dipasang untuk melindungi kedubes AS, telah menembak jatuh roket dan meledakkannya di langit sebelum menghantam Zona Hijau.

Pekan lalu pasukan keamanan Irak menggerebek sebuah markas milisi Kataib Hezbollah yang didukung Iran di selatan Baghdad.

Lebih dari selusin anggota kelompok itu ditangkap dengan tuduhan terlibat dalam serangan roket.

Reuters mewartakan, sebagian besar dari mereka dibebaskan tak lama setelah itu.

Kelompok-kelompok paramiliter yang didukung Iran menduduki bagian-bagian dari lembaga keamanan, ekonomi, dan kehidupan politik Irak.

Perdana Menteri Irak Mustafa Al Kadhimi sempat mengindikasikan akan berbicara dengan para milisi, tetapi penangkapan pekan lalu menunjukkan bahwa dia akan menghadapi perlawanan keras.

Kompleks Kedubes dan Militer AS di Irak Dihantam Tiga Roket Katyusha

Ilustrasi Foto yang dirilis pada 10 Juli 2008 oleh situs berita Garda Revolusi Iran, Sepah News, memperlihatkan tiga rudal meluncur di udara dari lokasi yang dirahasiakan pada 9 Juli 2008.
Ilustrasi Foto yang dirilis pada 10 Juli 2008 oleh situs berita Garda Revolusi Iran, Sepah News, memperlihatkan tiga rudal meluncur di udara dari lokasi yang dirahasiakan pada 9 Juli 2008. (AFP/SEPAH NEWS)

Bulan Januari lalu, 3 roket Katyusha menghantam kawasan Kedutaan dan komplek militer AS di Baghdad, Irak, Selasa (21/1/2020).

Dari tiga roket Katyusha, dua roket di antaranya mengahantam zona hijau Baghdad. Melansir The Guardian, kawasan itu merupakan area yang dijaga dengan ketat.

Di dalamnya terdapat gedung-gedung pemerintahan dan urusan luar negeri, termasuk Kedutaan Besar Amerika Serikat beserta pegawainya.

Kepolisian Baghdad menyebutkan, roket itu diluncurkan dari Distrik Zarafaraniyah di luar wilayah ibu Kota Irak tersebut.

Reporter BBC melaporkan, di dalam gedung Kedubes terdengar suara alarm yang diikuti dengan imbauan kepada semua orang untuk berlindung.

Juru bicara militer Amerika yang ada di sana mengaku, mendengar suara roket tersebut jatuh di sekitar kompleks militer dan kedutaan.

Petugas mengatakan, tidak ada korban jatuh dalam kejadian pagi tadi.

Sehari sebelumnya, The Associated Press melaporkan bahwa protes kembali muncul di Baghdad dan menelan korban tewas sebanyak tiga orang.

Sementara puluhan lainnya mengalami luka-luka, termasuk 14 petugas kepolisian Irak.

Protes kembali melonjak di Baghdad pada hari Senin dengan setidaknya tiga orang tewas dan puluhan lainnya terluka, menurut The Associated Press.

Sebelumnya, pada 8 Januari 2019, sebanyak dua rudal juga pernah mendarat di kawasan tersebut.

Peristiwa itu terjadi beberapa jam setelah Iran meluncurkan belasan rudalnya ke dua pangkalan militer AS di Irak.

Rudal-rudal tersebut merupakan serangan balasan dari Iran atas kematian Jenderal Qasem Soleimani pada 3 Januari silam.

Jenderal Iran tersebut meninggal akibat serangan udara dari Amerika Serikat menggunakan pesawat tanpa awak di Irak.

Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donal Trump juga mengaku mengetahui dan mengawasi secara langsung detik-detik serangan drone yang membunuh Qasem Soleimani.

Diserang rudal Iran

Foto yang diambil oleh kantor berita Korea Utara (KCNA) pada 10 September 2019, dan dirilis 11 September 2019 memperlihatkan sebuah rudal meluncur dari sistem peluncur roket ganda yang ditembakkan dari sebuah lokasi rahasia. Foto Kanan : Gambar diambil pada 31 Oktober 2019 dan dirilis media Korea Utara KCNA pada 1 November 2019 menunjukkan Akademi Sains Pertahanan Korut menguji coba peluncur roket super besar di lokasi rahasia.
Foto yang diambil oleh kantor berita Korea Utara (KCNA) pada 10 September 2019, dan dirilis 11 September 2019 memperlihatkan sebuah rudal meluncur dari sistem peluncur roket ganda yang ditembakkan dari sebuah lokasi rahasia. Foto Kanan : Gambar diambil pada 31 Oktober 2019 dan dirilis media Korea Utara KCNA pada 1 November 2019 menunjukkan Akademi Sains Pertahanan Korut menguji coba peluncur roket super besar di lokasi rahasia. ((AFP/KCNA VIA KNS/STR))

Sebelumnya, beredar video yang merekam detik-detik rudal Iran diluncurkan untuk menghancurkan pangkalan militer AS di Ain Al Asad, Provinsi Anbar, Irak

Serangan rudal Irak pada Rabu (8/1/2020) ini menandakan dimulainya Perang Teluk III

Melansir dari Tribunnews dalam artikel 'Misi Balas Dendam, Iran Tunjukkan Video Roket Diluncurkan ke Pangkalan AS di Irak, Trump Memantau !', video ini ditunjukkan oleh beberapa situs berita Iran

Salah satu pengunggahnya adalah akun Twitter @HosseinDalirian, Rabu (8/1/2020)

Di dalam video tersebut, tampak beberapa rudal diluncurkan oleh pasukan Garda Republik Iran.

Aksi nekat Iran ini merupakan bentuk balas dendam atas kematian Jenderal Qassem Soleimani.

Sumber keamanan kepada AFP mengungkapkan, serangan itu terjadi dalam tiga gelombang selepas tengah malam waktu setempat.

Setidaknya sumber itu menghitung ada sembilan rudal yang menghantam markas pasukan AS di Ain al-Assad, barat Irak.

Rudal yang digunakan Iran untuk menyerang pangkalan militer AS ternyata bukan senjata biasa

Kantor berita Iran, FARS News, memperkirakan Iran menggunakan rudal seri Fateh

Seperti apa kehebatan rudal Fateh?

Zackary Keck dari media The National Interest mengulas peluru kendali yang memiliki peluncur mobile ini, seperti dilansir dari Tribunnews dalam artikel 'Rudal Fateh, yang Digunakan Iran Serang Pangkalan AS di Irak'

Ada sekurangnya dua seri rudal Fateh, Fateh-110 dan Fateh-331, yang masih kategori rudal jarak pendek dan menengah.

Iran mulai mengembangkan Fateh-110 pada 1995, dengan tes pertama datang dilakukan Mei 2001. Rudal itu mulai beroperasi pada 2004.

Fateh-313 merupakan pengembangan Fateh-110, dan mampu menjangkau sasaran di jarak hingga 500 kilometer.

Akurasinya juga semakin besar. Rudal ini mulai beroperasi pada 2015.

Departemen Keuangan AS menuduh perusahaan-perusahaan Cina membantu pengembangan seri Fateh Iran ini.

Iran mulai mengembangkan teknologi peluru kendali sejak era Shah Reza Pahlevi, yang kemudian terguling pada 1978.

Ketika Perang Iran-Irak (1980-1988), pengembangan rudal ini dipercepat untuk mengimbangi militer Saddam Hussein.

Sejak itu, Iran telah bekerja sama dengan negara-negara seperti Libya, Korea Utara dan Cina untuk mengembangkan persenjataan balistik dan rudal jelajah yang besar dan beragam.

Tahun lalu, Iran meluncurkan seri baru rudal Fateh, yang disebut Zolfaghar.

Menteri Pertahanan Iran Hossein Dehghan kala itu mengklaim rudal ini memiliki jangkauan 700 kilometer.

Menurut IHS Jane, Zolfaghar memiliki bentuk dan ukuran yang sama dengan Fateh-110.

Tetapi sistem pemandunya telah dirancang ulang, sehingga posisinya lebih dekat ke moncong rudal.

Ini memungkinkan ruangan lebih besar untuk bahan bakar padat pendorongnya.

Iran pernah mengungkapkan, mereka menggunakan rudal Zolfaghar untuk menyerang sasarfan-sasaran ISIS di Suriah tahun lalu.

Namun menurut Zackary Keck, intelijen Israel percaya Iran sebenarnya menggunakan peluru kendali jelajah Shahab-3 yang berdaya jangkau lebih dari 1.000 kilometer.

Situs Missile Defence Advocay Alliance (MDAA) memaparkan detail seri rudal Fateh dari jarak pendek hingga menengah.

Rudal Fateh-110/I memiliki jangkauan maksimum 200 km, dan dapat membawa muatan hulu ledak 650 kg.

Rudal ini mulai operasional pada 2002.

Fateh-110 /II memiliki jangkauan 250 km, menggendong hulu ledak 450 kg.

Iran mengumumkan pengembangan varian ini pada 2004.

Fateh-110/III diumumkan pada 2010 dan dirancang untuk lebih akurat dan waktu peluncuran lebih cepat.

Memiliki jangkauan 300 km, dapat membawa hulu ledak 650 kg.

Fateh-110/IV dikembangkan pada 2012 dan dirancang untuk mencapai sasaran secara presisi.

Daya jangkaunya 300 km, dapat membawa hulu ledak bom 650 kg.(Aditya Jaya/Putra Dewangga/Kompas.com/Surya.co.id)

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kedubes Amerika di Irak Kembali Diserang Roket Katyusha, Pejabat AS Tuding Pelakunya Didukung Iran

Sumber: Surya
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved