Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Isu Reshuffle Kabinet

Nama AHY Diajukan Sebagai Menteri, Wasekjen Demokrat: Tak Perlu Menanggapi

Ia juga menilai, jangan sampai persoalan pokok soal penanganan Covid-19 ini tidak tuntas, dan sibuk membahas berlarut-larut soal reshuffle kabinet.

Editor: Isvara Savitri
Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com
Agus Harimurti Yudhoyono 

TRIBUNMANADO.CO.ID, JAKARTA - Isu reshuffle kabinet pun semakin santer terdengar usai video Pesiden Joko Widodo (Jokowi) marah-marah terhadap para menterinya beredar.

Dalam video tersebut, Jokowi membuka opsi untuk reshuffle bagi para menterinya yang tidak serius dalam menangani pandemi virus corona (Covid-19).

Sejumlah nama yang dianggap mumpuni pun kemudian muncul. Salah satunya Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY)

Menanggapi isu Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk kabinet Jokowi, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Jansen Sitindaon angkat bicara.

Menurutnya, isu munculnya nama AHY tidak perlu ditanggapi dengan serius. Terlebih, nama-nama itu dari sumber yang tidak diketahui dengan jelas.

"Aduhh.., kita tidak tahu menahu soal beredarnya daftar nama-nama itu ya. Rasanya tidak perlulah kita menanggapi hal-hal yang sumbernya tidak jelas gitu ya. Apalagi soal reshuffle itu kan sepenuhnya kembali kepada Presiden," kata Jansen Sitindaon kepada Tribunnews.com, Minggu (5/7/2020).

Jansen menilai, Partai Demokrat tak ambil soal isu reshuffle.

Menurutnya, hal terpenting yang dilakukan pemerintah yakni melalukan kerja maksimal dalam menghadapi krisis akibat pandemi Corona.

"Bagi kami Demokrat, mau ada reshuffle atau tidak, yang penting penanganan soal Covid ini diseriusi oleh pemerintah. Itu yang jauh lebih penting saat ini dibanding soal gonjang ganjing politik terkait reshuffle ini," jelas Jansen.

Ia juga menilai, jangan sampai persoalan pokok soal penanganan Covid-19 ini tidak tuntas, dan sibuk membahas berlarut-larut soal reshuffle kabinet.

"Jadi mari kita kembali ke masalah utamanya," kata Jansen.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyinggung soal reshuffle saat rapat kabinet paripurna di hadapan para menteri Kabinet Indonesia Maju pada 18 Juni 2020, lalu.

Dalam kesempatan itu, Jokowi mengutarakan rasa kecewanya terhadap kinerja para menteri yang dinilai tidak memiliki progres kerja yang signifikan.

"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya. Entah buat Perppu yang lebih penting lagi. Kalau memang diperlukan. Karena memang suasana ini harus ada, suasana ini tidak, bapak ibu tidak merasakan itu sudah," kata Jokowi lewat video yang diunggah melalui kanal Youtube Sekretariat Presiden, Minggu (28/6/2020).

Lebih lanjut, Presiden mengajak para menteri ikut merasakan pengorbanan yang sama terkait krisis kesehatan dan ekonomi yang menimpa Indonesia saat di tengah pandemi Covid-19.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved