Orang Hilang
Berdering Panggilan Telepon Orang Hilang: 'Kak, Saya Tersesat di Hutan, Tidak Tahu Jalan Pulang'
Saudaranya, Nabila melaporkan kabar kehilangan Syarif ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Mimika.
TRIBUNMANADO.CO.ID - "Kak, saya tersesat di hutan, tidak tahu jalan pulang," ucap Nabila sembari menirukan ucapan anggota keluarganya saat melapor di Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika, Jumat (3/7/2020) sore.
Nabila melapor ke Kantor Pencarian dan Pertolongan Mimika bahwa adiknya hilang.
Dalam laporannya, Nabila menyebut sempat dihubungi adiknya lewat sambungan telepon.
Adiknya itu mengaku tersesat di hutan.

Orang hilang tersebut bernama Syarif, pria berusia 30 tahun ini dilaporkan dilaporkan hilang di Hutan Wania, Mimika, Papua.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika Monce Brury mengatakan,
Syarif dilaporkan pergi berburu ke Hutan Wania Kilometer 9, tepatnya di depan Pesantren Hidayatullah Timika.
Korban pergi berburu ke hutan pada Jumat (3/7/2020) sekitar pukul 10.00 WIT.
Sekitar pukul 16.00 WIT, Nabila mendapatkan telepon dari Syarif yang mengaku tersesat dan tak tahu jalan pulang.
"Merasa panik, Ibu Nabila langsung menghubungi keluarga lainnya,
dan juga langsung melaporkan kejadian tersebut di Kantor Pencarian dan Pertolongan Timika," kata Monce dalam keterangan tertulis, Sabtu (4/7/2020) pagi.
Tim pun langsung diterjunkan untuk melakukan pencarian di Hutan Wania sejak Jumat sore.
Tapi, tim belum menemukan Syarif sampai pukul 21.00 WIT.
Menurut Monce, tim pencari telah melanjutkan pencarian pada Sabtu (4/7/2020) pagi.
Pencarian itu juga melibatkan masyarakat sekitar dan sejumlah keluarga korban.
Sampai saat ini, korban masih belum ditemukan.
"Pencarian masih dilakukan," ujar Monce.
(*)
Tiga Orang TKI Pulang Jalan Kaki dari Malaysia Hilang di Hutan Belantara
Dikabarkan tiga orang tenaga kerja Indonesia (TKI) hilang sejak April 2020.
Mereka nekat pulang berjalan kaki dari Malaysia ke Indonesia menembus hutan belantara.
Ketiganya adalah Safari, Juli Hartono dan Junaidi.

Hingga kini, tim masih mencari keberadaan mereka di tengah luasnya hutan belantara perbatasan negara.
Kepala BPBD Kapuas Hulu Gunawan menjelaskan, peristiwa itu bermula ketika ada enam warga Kabupaten Sambas yang bekerja di Malaysia.
Mereka ingin pulang ke Indonesia.
Enam warga itu yakni Rifki, Holdi Thamrin, Safari, Juli Hartono dan Junaidi.
Kondisi Malaysia saat itu masih menerapkan lockdown. Akibatnya Pos Lintas Batas Negara ditutup.
Tak bisa pulang melalui jalur yang normal, mereka berenam kemudian nekat menembus hutan belantara demi kembali ke Indonesia.
Membagi menjadi dua kelompok
Di dalam hutan, rupanya mereka tidak bisa menemukan jalan menuju kampung halaman.
Mereka berenam tersesat.
"Di tengah perjalanan mereka tersesat di hutan dan kekurangan bekal," kata Gunawan.
Enam orang itu pun akhirnya sepakat membagi diri menjadi dua kelompok.
Kelompok pertama, mereka yang memutuskan kembali ke Kota Kapit Serawak, Malaysia yakni Rifki dan Thamrin.
Kelompok kedua, kukuh melanjutkan perjalanan menuju Indonesia.
Kelompok kedua terdiri dari Holdi, Safari, Juli Hartono dan Junaidi.
Tiga orang masih hilang sejak April 2020
Pada bulan Mei 2020, warga sekitar menemukan salah seorang dari anggota kelompok kedua yakni Holdi.
Holdi rupanya juga terpisah dengan rombongan yang memutuskan kembali ke Indonesia.
Holdi ditemukan ketika tengah mencari ikan. Warga kemudian membawanya ke Desa Tanjung Lasa.
Namun, tiga orang rekannya yakni Juli Hartono, Safari dan Junaidi masih belum diketahui keberadaannya.
Tim pun masih melakukan upaya pencarian.
"Belum ditemukan. Mengingat luasnya wilayah hutan di perbatasan. Saat ini masih terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pihak teknis," ungkap Gunawan. (Hendra Cipta)
Tautan Kompas.com https://regional.kompas.com/read/2020/07/04/15220591/kak-saya-tersesat-di-hutan-tidak-tahu-jalan-pulang?page=all#page2