Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Bisnis di Tengah Pandemi

Pengamat Ekonomi Sebut Kolaborasi dan Inovasi Jadi Kunci Bisnis Online di Tengah Pandemi Covid-19

Bisnis online bagaikan jawaban dari berbagai kebutuhan konsumen yang selama ini terus dikejar dengan berbagai kebutuhannya.

Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Rizali Posumah
ISTIMEWA
Ilustrasi bisnis Startup - Bisnis online bagaikan jawaban dari berbagai kebutuhan konsumen yang selama ini terus dikejar dengan berbagai kebutuhannya. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Pengamat Ekonomi dan Bisnis Sulut Dr Rahel Kimbal menyebut ada empat hal yang harus menjadi pondasi untuk membuat usaha bisnis online di tengah pandemi covid-19 tetap bertahan, di antaranya adalah Inovasi dan Kolaborasi.

Kimbal menjelaskan, dalam memasuki Revolusi industri 4.0 dunia bisnis tidak lagi dikejutkan dengan berbagai perubahan dalam bisnis online yang melesat cepat.

Bisnis online bagaikan jawaban dari berbagai kebutuhan konsumen yang selama ini terus dikejar dengan berbagai kebutuhannya.

"Semuanya tersedia dengan cepat dan tepat dan banyak yang terpuaskan dengan layanan online ini. Walaupun disatu sisi ada juga kekurangannya."

"Misalnya ketika memesan makanan, ternyata rasa dan bentuk makanan tidak sebagus foto yang dipromosikan," jelas Kimbal kepada Tribun Manado.

Oleh karena itu, kata dia, Akibatnya banyak konsumen yang mengalami kerugian dari pelayanan yang diberikan dari penjualan online ini.

Tetapi semakin bertambahnya waktu bisnis online semakin membenah diri dan semakin baik dengan berbagai terobosan yg dilakukan, contohnya adanya inovasi produk, pemasaran yg smart seperti program gubernur sulut dengan bersehati online yang sangat membantu pembeli dan penjual untuk melakukan transaksi sehingga kebutuhan keduanya dapat tercapai dll.

Tetapi yang menjadi dilema bisnis online semakin melejit apalagi dengan adanya pandemi covid 19 adalah pengaruhnya pada bisnis offline.

Oleh sebab itu agar bisnis offline tidak mati maka para pebisnis dapat membuat beberapa strategi seperti:

1. Kolaborasi teknologi dan modal sosial.

Contohnya pemilik warung sembako di pasar.

Biasanya konsumen yang langsung datang membeli barang dagangannya apalagi sudah langanan biasanya sudah lebih dekat.

Maka penjual hendaknya memanfaatkan teknologi dan modal sosial dengan mengumpulkan nomor telepon pembeli langganannya.

Setiap minggu dia bisa menghubungi pembeli untuk dpt membeli dagangannya ataupun bisa mengirimkan foto dagangan lewat WA atau FB.

Jadi kedekatan inilah yang menjadi kekuatan bisnis offline bisa bertahan. Untuk pengiriman ke lokasi bisa menggunakan jasa pengiriman.

Dengan hal ini dapat mempertahankan bisnis offline melalui kolaborasi teknologi dan modal sosial yg ada di masyarakat.

2. Pebisnis offline menghargai loyalitas pelanggan.

Pembeli adalah raja jadi ketika dia membeli barang/jasa kita maka penghargaan harus kita berikan sebagai apresiasi.

Karena kunci usaha kita bisa tumbuh dan berkembang adalah loyalitas kita kepada langganan.

Misalnya pemberian bonus ketika berbelanja ditempat kita ataupun kita bisa menjadi teman berceritanya. Karena hubungan baik sangat menentukan kelangsungan usaha kita.

3. Terus mengupdate informasi terbaru menyangkut kebutuhan konsumen.

Informasi sangat penting dan itupun sangat mudah untuk di dapat melalui internet.

Biasanya sebagai pebisnis kita dapat mengetahui apa yg menjadi kebutuhan konsumen yang lagi trend.

Misalnya di pandemi ini ibu-ibu suka menanam bunga jadi mereka membutuhkan rak bunga.

Jadi sebagai pebisnis dapat memanfaatkan moment ini dengan mendekatkan produk rak bunga kepada konsumen melalui media jual beli yang dapat dijangkau semua orang.

4. Terus meningkatkan kualitas, layanan dan ciri khas produk yang unik.

Bisnis yang kuat akan bertahan ketika produk yang dijual berkualitas, layanan yang bagus dan keunikan produk yg berbeda.

Contohnya produk kacang tore yg banyak dijual dipasaran secara bebas. Hendaknya kualitas tetap dijaga mulai dari rasa dan bentuknya jadi standar harus jelas.

Jangan sampai hari ini kacangnya enak dan gurih setelah dibeli lagi berubah rasanya menjadi pahit.

Untuk itu, kata Kimbal, Agar bisnis online terus tumbuh dan bisnis offine tidak mati maka masyarakat pebisnis harus memadukan kekuatan modal sosial berbicara hubungan yg kuat dgn pelangan dan kekuatan teknologi.

Kolaborasi ini menjadi ideal ketika disandingkan karena bisnis selalu berhubungan dengan masyarakat yang memiliki unsur resiprositas," Kunci Dosen Ilmu Ekonomi dari UNIMA ini. (Mjr).

Awal Kisah Kedekatan Pemain Persib Gian Zola dengan Penyanyi Dangdut Terkenal

Sejak Pandemi Covid-19, Penjualan Melalui Online Alami Peningkatan

Angkot Mendadak Terbakar, Penumpang & Sopir Panik, Berhamburan Keluar, Jadi Tontonan Warga

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved