Kabar Amerika
Militer Amerika Resmi Bertempur di 7 Negara Ini, Kini Nyaris Perang dengan China dan Iran
Menteri Pertahanan Mattis adalah penggemar berat dukungan militer AS Saudi untuk perangnya di Yaman.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Militer Amerika Serikat secara resmi ternyata berperang di 7 negara.
Kehadiran mereka memerangi kelompok-kelompok teroris di negara tersebut.
Kini negara Adidaya ini sedang bersitegang dengan China dan Iran.
Hal ini berdasarkan dokumen laporan perang di gedung putih yang dikenal sebagai "Laporan tentang Kerangka Kerja Hukum dan Kebijakan yang Memandu Angkatan Bersenjata Amerika Serikat dan Operasi Keamanan Nasional Terkait," bagian yang tidak diklasifikasi menandai Afghanistan, Irak, Suriah, Yaman, Somalia, Libya, dan Niger.
Semua negara-negara itu di bawah panji otoritas perang yang sama yang diberikan dalam Otorisasi 2002 untuk Penggunaan Kekuatan Militer guna memerangi gerilyawan yang ada hubungannya dengan Al-Qaeda.
Kelompok-kelompok yang diperangi militer AS : AQ , ISIS , Houthi di Yaman, Taliban, jaringan Haqqani, rezim Assad (dengan serangan rudal jelajah April 2017), al-Shabab, dan "elemen (di Niger) dinilai sebagai bagian dari ISIS."
AUMF 2002 “tidak mengandung batasan geografis di mana kekuatan resmi dapat digunakan ... untuk mempertahankan keamanan nasional Amerika Serikat.”
Sehingga semua konflik ini legal.
Dalam laporan juga mengkonfirmasi “bahwa AS adalah berbagi intel dengan Saudi atas kampanye pengeboman di Yaman."
"Meskipun AS pejabat militer terus menyangkal bahwa mereka melakukannya."
Satu hal lagi tentang Yaman, Menteri Pertahanan Mattis adalah penggemar berat dukungan militer AS Saudi untuk perangnya di Yaman.
Sedemikian rupa sehingga dia memohon kepada Kongres menjelang pemungutan suara Senat tentang apakah akan mengakhiri bantuan AS atau tidak.
Defense One pada 2018 memberitakan bahwa Pentagon memberitahu para pemimpin untuk lebih banyak berbicara dengan kontraktor daripada dengan publik atau media.
Laporan juga membeberkan bahwa Operasi di Niger sepertinya tidak diketahui dunia.
Hampir tiga bulan setelah itu terjadi, militer AS mengatakan kepada New York Times tentang serangan Baret Hijau di Niger yang menewaskan 11 orang yang diduga sebagai pejuang ISIS pada 6 Desember.