Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Boikot Bikin Bos Facebook Kehilangan Rp 100 T: Tak Mampu Atasi Ujaran Kebencian

Sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat (AS) Facebook dan tidak lagi memasang iklan karena media social itu

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
oik yusuf/ kompas.com
Pendiri sekaligus CEO Facebook Mark Zuckerberg ketika mendengarkan pertanyaan wartawan dalam sesi tanya jawab lokakarya Mobile Efficiency Developer Workshop di Jakarta, Senin (13/10/2014) 

TRIBUNMANADO.CO.ID, WASHINGTON - Sejumlah perusahaan besar di Amerika Serikat (AS)  Facebook dan tidak lagi memasang iklan  karena media social itu dinilai tidak cukup bertindak dalam mengatasi ujaran kebencian. Akibatnya harta kekayaan bos Facebook, Mark Zuckerberg, anjok  7 miliar dolar AS atau setara Rp 100 triliun.

Wartawan Warga China yang Bongkar Sumber Covid-19 Ditangkap Polisi, 3 Jurnalis Lain Hilang

Bloomberg mencatat saham Facebook anjlok 8,3 persen pada Jumat (26/6), sehingga nilai Facebook berkurang sekira 56 miliar dolar. Akibatnya, kekayaan Mark turun menjadi 82,3 miliar dolar. Menurut Bloomberg Billionaires Index, kekayaan Zuckerberg sebelumnya ditaksir senilai 89,5 miliar dolar.

Bukan hanya kekayaannya yang menyusut,  Mark Zuckerberg juga harus turun satu peringkat ke posisi empat.

Kini posisi tiga besar orang terkaya di dunia versi Bloomberg menjadi Bill Gates, Jeff Bezos, dan Bernard Arnault (tidak sesuai urutan).

Berbagai perusahaan memboikot memasang iklan di Facebook karena jejaring media sosial terbesar di dunia itu dianggap tidak bertindak cukup dalam mengatasi ujaran kebencian. Aksi ini terjadi setelah isu anti-rasisme mencuat di Amerika Serikat, memprotes kematian George Floyd.

Perusahaan besar, termasuk Unilever dan Verizon, menghentikan iklan mereka di platform tersebut, sampai Facebook memberikan solusi yang dianggap layak untuk ujaran kebencian. Operator seluler Verizon Communications Inc baru saja memboikot Facebook  mulai Juli.

“Kami menghentikan iklan kami sampai Facebook bisa membuat solusi yang bisa diterima dan membuat kita nyaman," kata Verizon, Jumat. Verizon saat ini merupakan perusahaan terbesar yang ikut memboikot Facebook.

Gelar Seminar Online, BKIPM Manado Bagikan Tips Tembus Pasar Internasional ke Pelaku Usaha Perikanan

Kelompok pembela hak asasi manusia di AS mengadakan kampanye "Stop Hate for Profit", mereka mengajak berbagai perusahaan untuk memprotes Facebook, sebagai jejaring sosial terbesar dunia, karena tidak cukup menangani ujaran kebencian, kekerasan, dan misinformasi.

Merek perlengkapan mendaki gunung The North Face dan Patagonia juga menarik iklan mereka di Facebook. Patagonia menyatakan mereka menarik iklan di Facebook dan Instagram paling lambat akhir Juli.

Es krim Ben & Jerry's juga  menghentikan seluruh iklan berbayar di Facebook dan Instagram mulai 1 Juli. Sedang Facebook mengatakan mereka sedang berdiskusi dengan kelompok pembela HAM.

"Kami menghormati keputusan mereka dan tetap fokus pada pekerjaan penting menghapus ujaran kebencian dan memberikan informasi penting tentang pemungutan suara," kata Wakil Direktur Bisnis Global di Facebook, Carolym Everson.

Batasi iklan

Perusahaan Procter & Gamble Co, satu di antara pengiklan terbesar di Facebook, menyatakan mereka sedang meninjau platform iklan dan menghentikan belanja jika terdapat konten berisi kebencian.

Menghadapi kondisi itu Facebook menetapkan batasan baru pada konten iklan yang mengandung kebencian dan melarang iklan yang mendorong perpecahan rasial.  Secara khusus, kebijakan baru ini akan melarang klaim atas orang-orang dari ras, etnis, kebangsaan, agama, kasta, orientasi seksual, gender atau status imigrasi tertentu.

Kebijakan ini juga akan membatasi iklan yang menyatakan penghinaan bagi imigran atau pengungsi. Perlu dicatat, pembatasan baru tersebut hanya berlaku untuk iklan, dan bukan postingan tanpa promosi berbayar.

Bupati Sitaro Langsung Action Hadapi Corona, Sulut Koleksi 1.056 Kasus

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved