Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Bayu Suparta Kembangkan Alat Deteksi Covid-19 Melalui Radiografi Digital, Begini Bentuknya

Bayu mengungkapkan penelitian riset radiografi digital ini sudah dilakukannya sejak 30 tahun lalu. Bahkan penelitiannya sudah diluncurkan pada 15 tahu

(Foto Dokumentasi Humas UGM)(KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)
Alat deteksi Covid-19 melalui radiografi digital yang dikembangkan oleh Dosen Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM, Bayu Suparta 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ada alat deteksi Covid-19 yang baru dikembangkan di Indonesia. 

Tepatnya oleh seorang Dosen di Universitas Gadjah Mada ( UGM).

Nama dosen itu adalah Bayu Suparta. 

Dia mengembangkan alat deteksi Covid-19 melalui radiografi digital.

Bayu yang mengajar di Program Studi Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UGM mengatakan, alat radiografi digital ini bisa membuktikan seseorang terpapar virus dengan melihat struktur paru-paru pasien.

"Bila terkena virus corona maka paru-parunya menjadi rusak. Intinya lewat radiografi, signifikansinya sampai 95 persen," ujar Bayu Suparta dalam keterangan Humas UGM, Kamis (25/06/2020).

Bayu mengungkapkan penelitian riset radiografi digital ini sudah dilakukannya sejak 30 tahun lalu. Bahkan penelitiannya sudah diluncurkan pada 15 tahun lalu.

Namun hingga sekarang belum sempat dihilirisasi hingga akhirnya diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo bersama dengan puluhan produk inovasi lainnya pada 20 Mei 2020 di Istana Negara.

Puluhan produk inovasi ini diluncurkan dan digunakan untuk membantu penanggulangan wabah Covid-19.

"Ketika diluncurkan, saya pikir ini tidak main-main. Saya bersama tim bekerja keras menyempurnakan alat ini," ungkapnya.

Hingga saat ini, sudah ada tiga alat radiografi digital yang sudah diproduksi untuk keperluan mendapatkan izin produksi, izin edar dan uji coba ke pengguna.

Menggunakan merek Madeena atau Made in Ina (Indonesia), alat ini sudah dipakai di rumah sakit Tabanan Bali.

Dua alat lainya digunakan sebagai syarat tahapan proses mendapatkan ijin produksi massal.

"Soal hilirisasi dan komersial sepenuhnya saya serahkan ke pemerintah dan stakeholder bidang kesehatan. Kita sudah mengajukan izin produksi dan izin edar, apalagi Presiden sudah meminta untuk produk inovasi monitoring Covid-19 dipermudah izinnya," ucapnya.

Alat ini mampu menentukan dan identifikasi untuk prognosis pasien yang terkena Covid-19.
Operasional alat ini juga adaptif dengan teknologi 4.0.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved