Kasus Jiwasraya
Enam Terdakwa Kasus Jiwasraya Alirkan Dana ke 13 Perusahaan Investasi, Didasari Penyidik Kejagung
Dugaan ini yang mendasari penyidik menjerat 13 korporasi tersebut dengan pasal tindak pidana pencucian uang.
Alumnus Fakultas Ekonomi Universitas Trisaksi, Jakarta, ini kenal dunia saham lantaran diajak teman-teman kuliahnya.
Saham PT Bank Ficorinvest Tbk merupakan portofolio pertama yang Benny Tjokro beli bermodal tabungan dari uang saku kuliah.
Dia membelinya langsung di pasar perdana alias saat Ficorinvest melantai di bursa efek.
Lalu, apa yang membuat Benny Tjokro tertarik bermain saham waktu itu? "Sederhana saja, mau cari untung," katanya kepada KONTAN dalam wawancara pada 1 Februari 2019 lalu.

Tapi, ketika itu, sang Ayah memarahinya begitu tahu Benny Tjokro bermain saham. "Awalnya, dia pikir bermain saham itu judi, lalu saya dimarah-marahin.
Tapi lama-kelamaan dibiarkan juga. Mungkin dia berfikir anaknya ini punya bakat. Sempat dimarah-marahi karena kalau saya rugi, kan dia yang nombokin," bebernya.
Mulanya, Benny Tjokro hanya mengeluarkan modal beberapa juta rupiah saja untuk bermain saham.
Tapi, "Begitu mau lulus kuliah, nekat main sampai ratusan juta rupiah," ungkap dia.
Sejatinya, sang ayah pernah meminta Benny Tjokro untuk belajar berbisnis biar tidak ketagihan bermain saham.
Misalnya, dengan membantu mengurus bisnis Keris Gallery.
"Disuruh ngurusin pertanian, juga pernah. Disuruh dagang semen sampai ke Timor Timur, pernah.
"Bangun rumah, pernah. Bikin pom bensin, pernah. Bebasin tanah, pernah. Jadi pengalaman saya sudah macam-macam," sebutnya.
Tapi, biarpun mendapat kerjaan macam-macam, tetap saja Benny Tjokro bermain saham.
"Dasar doyan, ya akhirnya saya dibiarkan bermain saham oleh bapak.
"Sebenarnya dikasih tanggungjawab pekerjaan saat itu agar saya tidak bermain saham. Tetapi, ya tetap saja saya bermain saham," ujar dia.