Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Baru-baru ini, Iran Sukses Uji Coba Rudal Jelajah Anti-kapal yang Berdaya Jangkau 280 Kilometer

Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami, kesuksesan tes rudal antikapal perang tersebut merupakan pesan kepada musuh-musuh negara Mullah

IRANIAN ARMY via AP
Ilustrasi Foto tertanggal 18 Juni 2020 yang diunggah militer Iran menunjukkan, sebuah rudal sedang diluncurkan dalam uji coba. Media pemerintah Iran IRNA melaporkan, uji coba dilakukan dalam latihan Angkatan Laut Iran di Teluk Oman dan utara Samudra Hindia. IRNA juga menyebut rudal ini dapat menempuh jarak 280 kilometer. 

TRIBUNMANADO.CO.ID, TEHERAN - Januari silam, masyarakat internasional dikejutkan dengan keberanian Iran menembakkan belasan rudal jarak menengahnya ke pangkalan militer AS di Irak.

Bukan cuma soal keberanian, melainkan akurasi rudal-rudal balistik tersebut yang bisa dikatakan presisi.

Namun, Bru-baru ini Iran melakukan uji coba rudal jelajah berjarak tempuh 280 kilometer pada Kamis (18/6/2020) lalu.

Menurut Menteri Pertahanan Iran Brigadir Jenderal Amir Hatami, kesuksesan tes rudal antikapal perang tersebut merupakan pesan kepada musuh-musuh negara "Mullah" itu.

Militer Korut di Perbatasan Korsel, Kembali Pasang Pengeras Suara di Dekat Zona Demiliterisasi

Pernyataan itu diungkapkan seraya memuji industri pertahanan Iran yang dapat memenuhi kebutuhan angkatan bersenjata, menilik kemampuan domestik mereka.

"Industri pertahanan Iran telah mencapai titik pertumbuhan dan kemandirian, sehingga bisa memproduksi semua peralatan yang diperlukan untuk konfrontasi darat, udara, laut, elektronik, radar, dengan mengandalkan teknologi dalam negeri."

"Musuh terlalu takut dengan pertahanan ini dan terhadap militer Iran, terutama di bidang rudal," kata Hatami pada Sabtu (20/6/2020) dikutip dari MEHR News.

Hatami mengatakannya saat menghadiri upacara peringatan 39 tahun meninggalnya Mostafa Chamran, Menteri Pertahanan pertama Iran setelah Revolusi Islam.

Menhan Hatamime melanjutkan, apa yang dimulai Mostafa Chamran dalam industri militer negara itu beberapa dekade lalu kini telah mencapai kemajuan pesat.

Menurutnya, musuh-musuh Iran juga mengakui tanda-tanda kemajuan ini sehingga berupaya membatasi gerak-gerik Iran dengan menjatuhkan sanksi berat dan tidak adil, katanya.

Chamran yang lahir pada 1932 adalah anggota parlemen serta komandan relawan paramiliter selama Perang Irak-Iran (1980-1988).

Dulu Chamran meninggalkan karier akademiknya sebagai ilmuwan dan profesor di Universitas California, untuk membantu gerakan Islam di Palestina, Lebanon, dan Mesir.

Dia juga berperan dalam perjuangan yang diakhiri dengan kemenangan Revolusi Islam di Iran.

Chamran tewas pada 20 Juni 1981, setelah tubuhnya diterjang peluru di Dehlavieh, sebuah wilayah di Provinsi Khuzestan, selatan Iran.

Tragedi itu termasuk bagian dari Perang Irak-Iran yang terjadi selama 1980-1988.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved