Pengamat Sosial Sebut Sulut Belum Mampu Hadapi Tatanan New Normal
New Normal itu masih merupakan suatu istilah baru yang diperkenalkan di tengah masifnya penularan Virus Covid 19 di seluruh dunia.
Penulis: Mejer Lumantow | Editor: Gryfid Talumedun
TRIBUNMANADO.CO.ID - Pengamat Sosial Sulut Meike Imbar menyebut Sulawesi Utara (Sulut) belum mampu untuk menghadapi tatanan new normal.
Ya, menurutnya penerapan New Normal itu masih merupakan suatu istilah baru yang diperkenalkan di tengah masifnya penularan Virus Covid 19 di seluruh dunia.
Istilah ini muncul seiring dengan perkembangan penelitian tentang virus Corona serta prediksi keberadaan virus ini di tengah kehidupan umat manusia.
Para ahli telah melansir bahwa virus Covid 19 akan tetap berada diantara manusia dan penanganan efektif hanyalah melalui vaksinasi, dan untuk menghasilkan vaksin bagi satu penyakit diperkirakan memerlukan waktu paling singkat 5 ( lima ) tahun.
Sementara itu Virus Covid 19 telah menyerang sekitar 213 negara di dunia dengan hampir 9 ( sembilan ) juta umat manusia yang terpapar.
• Masih Ingat Pria Negeri Jiran yang Pasang Poster Cari Jodoh? Kini Akan Menikah Setelah Idul Adha
Angka kematian juga lumayan tinggi di beberapa negara, seperti Cina, Italia, USA dan Brazil.
Ekspotase media massa terhadap kondisi kritis yang melanda berbagai negara dan umat manusia di dunia melahirkan kecemasan dan kekuatiran sehingga mendorong dilakukannya " lockdown " atau di Indonesia " PSBB ( Pembatasan Sosial Berskala Besar).
Pandemi Covid 19 telah menimbulkan dampak luarbiasa terhadap kehidupan ekonomi dan sosial budaya masyarakat dunia.
Aktivitas produksi maupun pemasaran menurun drastis, terjadi PHK dan dirumahkannya para karyawan.
Instansi pemerintah, perkantoran, pabrik, sekolah bahkan rumah ibadat melaksanakan WFR ( Work From Home ) dengan memanfaatkan teknologi komunikasi yang tersedia.
Di tengah masih berkecamuk nya wabah Virus Covid 19, kita di Indonesia mulai mencoba menuju ke arah " Normal Baru ".
Hal ini dilakukan untuk mencegah semakin terpuruknya ekonomi rakyat akibat Pandemi ini.
Penyelamatan ekonomi menjadi fokus perhatian pemerintah di tengah ketidakpastian mereda nya " amukan " Covid 19.
Masyarakat akan digiring untuk beradaptasi dengan aman bersama Virus Covid 19.
Namun, untuk menuju dan memberlakukan " Normal Baru " setidaknya Pemerintah Daerah khususnya Sulawesi Utara perlu memerhatikan 6 ( syarat ) yang dikeluarkan WHO ( World Health Organization - Organisasi Kesehatan Dunia ) yaitu transmisi virus terkendali, kapasitas sistem kesehatan memadai, meminimalkan resiko penularan di wilayah dengan kerentanan tinggi, serta pelibatan warga yang optimal.
Memerhatikan persyaratan tersebut, dapat dikatakan bahwa Sulut belum boleh digiring ke Normal Baru, karena kondisi penularan Virus Covid 19 justru sedang menanjak naik khususnya untuk Kota Manado dan beberapa kota / kabupaten lainnya.
Juga pada sisi yang lain kajian sosial perlu harus dilakukan untuk menganalisa kemampuan warga masyarakat dalam beradaptasi dengan Virus Covid 19 sambil menerapkan Protokol Pencegahan secara ketat.
Kondisi sosial warga masyarakat khususnya yang terpantau di kota Manado kelihatan nya belum disiplin. Masih banyak warga yang beraktifitas di tengah kerumunan dan abai bermasker.
Tempat- tempat cuci tangan masih perlu diperhatikan maintenance nya, seperti ketersediaan air mengalir dan sabun.
Juga sikap menjaga jarak masih sulit dipraktekkan dengan ketat baik oleh warga maupun di tempat tempat umum seperti Supermarket.
Edukasi kepada masyarakat mengenai protokol pencegahan penyebaran virus Covid 19 harus dilakukan secara masif, berkesinambungan dan melibatkan aparat kepolisian untuk menegakkan aturan yang berlaku.
Selama hal-hal ini masih belum dilakukan dengan ketat maka tidak mengapa kita bermimpi dulu dengan " Normal Baru " sambil kita menata diri untuk menjadikan Protokol Kesehatan terkait pencegahan Covid 19 sebagai bagian tak terpisahkan dari derap langkah kehidupan kita kini dan masa mendatang. (Mjr)