Rahasia Trump Diungkap Mantap Orang Penting Ini, Sebut Ada Kongkalikong dengan Xi Jinping di Pilpres
Boltom menyebut Trump secara pribadi meminta Xi Jinping untuk membantu memenangkan pemilihan
Sebagai bahan kampanye kali ini, Trump mencoba menjadikan China sebagai isu sentral.
Interaksi Trump dengan Xi hanya sebagian dari informasi rahasia yang disampaikan dalam buku
berjudul, “Di Ruang Di Mana Terjadi".
Bolton juga menulis Trump secara langsung menghubungkan bantuan keamanan AS ke Ukraina, asal negara itu melakukan penyelidikan terkait Joe Biden dan keluarganya.
Buku itu telah menjadi objek pertarungan hukum selama berbulan-bulan antara Gedung Putih dan John Bolton.
Pertarungan meningkat pada Selasa setelah pemerintah Trump mengajukan permohonan ke pengadilan untuk mencabut pendapatan Bolton dari buku itu dan menghentikan penerbitannya.
Alasan kubu Trump, Bolton telah melanggar perjanjian menjaga rahasia dan mempertaruhkan keamanan nasional karena mengekspos informasi rahasia.
Blokir Buku
Departemen Kehakiman meminta hakim menghentikan penerbitan buku Bolton, sebelum buku itu dirilis
ke publik.
Beberapa pejabat tinggi intelijen dan keamanan nasional bersaksi tentang informasi rahasia dalam buku Bolton.
Jumlahnya mencapai tingkat yang membahayakan.
Para pejabat, termasuk Direktur Intelijen Nasional John Ratcliffe, Direktur Badan Keamanan Nasional Paul Nakasone, dan Direktur Pusat Kontra Intelijen dan Keamanan Nasional William Evanina, menulis dalam surat pernyataan buku itu berisi informasi yang masih bersifat rahasia.
Dalam sepucuk surat yang dikirim ke Gedung Putih pekan lalu, pengacara Bolton, Charles Cooper, menuduh Gedung Putih berusaha memblokir buku itu karena murni alasan politis dan sudah terlambat.
Buku Bolton menyediakan akun rinci interaksi Trump dengan Xi. Pada KTT G-20, Bolton menulis ketika Xi terbukti setuju untuk membuka kembali diskusi perdagangan, Trump memuji pemimpin China sebagai yang terbesar dalam sejarah negara itu.
Secara umum, Bolton menyebut interaksi Trump dengan Xi didorong oleh ambisi politik daripada kebijakan.
"Saya kesulitan untuk mengidentifikasi setiap keputusan Trump, selama masa saya bertugas di Gedung Putih, yang tidak didasari motif pemilihan presiden,” tulis Bolton.