Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Dunia

Takut Tertular Corona Lewat Jaringan 5G, Warga Hancurkan 4 Menara Komunikasi, Sebut Aksi Teroris

Sempat beredar unggahan viral yang menyebut jaringan 5G sebagai media masuknya virus corona di media sosial setempat.

Editor:
Internet
Ilustrasi 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Takut dengan virus corona, para penduduk desa di Bolivia dilaporkan menghancurkan tiang komunikasi.

Hal tersebut terungkap saat ditanya, penduduk takut takut tertular virus corona (Covid-19) dari jaringan 5G.

Namun sebenarnya, salah satu negara di Amerika Selatan it belum memiliki teknologi nirkabel tersebut.

Namun, sempat beredar unggahan viral yang menyebut jaringan 5G sebagai media masuknya virus corona di media sosial setempat.

Berdasarkan teori konspirasi yang menyebar di sana, radiasi elektromagnetk jaringan 5G bisa menyebabkan gejala virus corona.

Padahal, hal itu sudah dibantah oleh berbagai ilmuwan di seluruh dunia.

ilustrasi jaringan 5G. Muncul teori konspirasi yang mengaitkan penyebaran covid-19 berkaitan dengan jaringan 5G sehingga sejumlah tower 5G di Inggris dirusak.
ilustrasi jaringan 5G. Muncul teori konspirasi yang mengaitkan penyebaran covid-19 berkaitan dengan jaringan 5G sehingga sejumlah tower 5G di Inggris dirusak. (freepik)

Kendati demikian, penduduk desa Yapacani percaya dengan teori konspirasi yang viral tersebut.

Kepala polisi setempat, Franklin Villazon, kepada harian lokal El Deber berujar, empat tiang komunikasi dihancurkan di kawasan dekat kota San Cruz itu.

"Kami kalah jumlah," kata Villazon seperti dikutip dari Kompas.com.

Meski tidak ada korban jiwa, dia menyebut penghancuran itu adalah "aksi teroris".

Dilaporkan El Deber, penduduk desa Yapacani sebelumnya sudah melancarkan demonstrasi menuntut agar tiang tersebut bisa dirobohkan.

Menteri Dalam Negeri Arturo Murillo menyatakan, para pelaku penghancuran adalah kelompok yang loyal pada mantan Presiden Evo Morales.

Kelompok tersebut selain menghancurkan menara di Yapacani, dilaporkan juga merobohkan tiang jaringan 5G di San Julian dan Ichilo.

Kementerian Komunikasi Bolivia merilis pernyataan, negara mereka belum mempunyai teknologi itu.

Selain itu, pemerintah juga menekankan virus corona yang pertama kali terdeteksi di Wuhan, China, tidak menular melalui media tersebut.

Ilustrasi virus corona. Herd immunity adalah kondisi ketika sebagian besar kelompok atau populasi manusia kebal terhadap suatu penyakit karena sudah pernah terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut.
Ilustrasi virus corona. Herd immunity adalah kondisi ketika sebagian besar kelompok atau populasi manusia kebal terhadap suatu penyakit karena sudah pernah terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut. (Pixabay/Tumisu)

Ketakutan akan teknologi nirkabel itu bakal menularkan Covid-19 tidak hanya terjadi di Amerika Latin, namun juga di Eropa.

Pekan lalu, seorang pria di barat laut Inggris dipenjara karena membakar tiang jaringan 5G.

Saat ditanya, ia mengaku takut jika dia sampai terinfeksi virus corona via jaringan 5G.

Saat ini, Bolivia melaporkan lebih dari 19.000 kasus Covid-19, dengan 632 di antaranya dinyatakan meninggal.

Merujuk data yang dipublikasi Worldometers, hingga Selasa (16/6/2020) pagi, total kasus Covid-19 di seluruh dunia berjumlah 8.107.425 kasus.

Dari 8.1 juta kasus infeksi tersebut, 4.187.422 orang di antaranya telah dinyatakan sembuh, sementara 438.580 orang meninggal dunia.

Sementara itu, angka pertambahan kasus baru dan kematian tertinggi pada Senin (15/6/2020) terjadi di Brazil dengan 23.674 kasus baru dan 729 kematian.

Namun, mengutip BBC, 7 Juni 2020, Brazil telah menghapus data kasus Covid-19 selama berbulan-bulan dari laman resmi pemerintahannya.

Kementerian Kesehatan hanya akan mengumumkan kasus baru dan kematian harian, tapi tidak menampilkan akumulasi kasus seperti yang dilakukan negara-negara lain.

Alasannya, menurut Presiden Brazil Jair Bolsonaro, data tersebut tidak mencerminkan kondisi saat ini.

Oleh karena itu, data kasus Covid-19 di Brazil hanya dapat diakses di laman-laman penyedia data kasus global, misalnya Worldometers atau CSSE John Hopkins University.

Di bawah Brazil, negara dengan kasus baru dan kematian harian terbanyak selanjutnya adalah Amerika Serikat.

AS mencatatkan penambahan kasus baru sebanyak 20.313 dan kematian 421 kasus.

Sementara itu, jika dilihat secara global, Indonesia menempati urutan ke-31 sebagai negara dengan jumlah kasus infeksi Covid-19 terbanyak.

Di kawasan Asia Tenggara, Indonesia menjadi negara tertinggi ke-2 di Asia Tenggara, setelah Singapura, dengan total kasus ada di angka 39.294 kasus infeksi.

Untuk negara-negara dengan jumlah kasus yang lebih banyak dari Indonesia, terdapat 3 negara yang berdasarkan catatan pada Senin kemarin tidak melaporkan adanya kasus kematian baru.

Ketiga negara tersebut adalah Spanyol, China, dan Singapura.

Selanjutnya, untuk negara yang saat ini tercatat tidak memiliki kasus aktif Covid-19 total ada 23 negara.

Beberapa di antaranya berasal dari Asia Tenggara, yakni Laos dan Timor Leste.

Sebelumnya Laos memiliki 19 kasus infeksi dan Timor Leste 24 kasus, semua berhasil disembuhkan dan tidak ada satu pun kematian di dua negara ini. (*)

Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Takut Kena Virus Corona lewat Jaringan 5G, Desa Bolivia Hancurkan Menara Telekomunikasi" https://www.kompas.com/global/read/2020/06/16/190652670/takut-kena-virus-corona-lewat-jaringan-5g-desa-bolivia-hancurkan-menara?

Subscribe Youtube Channel Tribun Manado:

 

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved