News
Demo Anti-Rasisme untuk George FLoyd di Perancis, Polisi Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Massa
Polisi Perancis menembakkan gas air mata untuk membubarkan sekitar 2.000 demonstran di kota Utara Lille pada Kamis (4/6/2020) waktu setempat.
TRIBUNMANADO.CO.ID, LILLE - Meninggalnya George Floyd, seorang pria keturunan Afrika-Amerika, saat ditangkap oleh polisi di Minneapolis beberapa waktu lalu memicu gelombang aksi unjuk rasa.
Unjuk rasa dan kerusuhan terjadi di kota-kota besar di hampir seantero Amerika Serikat.
Tak hanya di Amerika Serikat, gelombang unjuk rasa juga terjadi di beberapa negara seperti Perancis.
Polisi Perancis menembakkan gas air mata untuk membubarkan sekitar 2.000 demonstran di kota Utara Lille pada Kamis (4/6/2020) waktu setempat.
• Amerika dan China Perebutkan Cadangan Minyak dan Gas Alam di Dasar Laut China Selatan
Para demonsran meyuarakan protes atas kematian warga kulit hitam Amerika Serikat (AS) dalam tahanan polisi, pada 25 Mei lalu.
"Tidak ada keadilan, tidak ada damai," demikian seruan ribuan demonsran.
Ribuan demonstran ini bergabung dengan aksi-aksi yang sama di seluruh Amerika Serikat setelah kematian George Floyd yang tidak bersenjata di tangan polisi.
Para peserta pawai juga mengacungkan plakat, berbahasa Inggris bertuliskan, "kehidupan warga kulit penting," "Saya tidak bisa bernapas," dan "Hentikan kekerasan polisi."
Sebagian besar demonstran adalah anak muda yang berjalan ke pusat kota. Mereka juga menyerukan "Keadilan untuk Adama."
Adama Traore adalah seorang pria kulit hitam muda yang tewas dalam tahanan polisi Perancis pada 2016.
• Amerika dan China Perebutkan Cadangan Minyak dan Gas Alam di Dasar Laut China Selatan
• Mutia Ayu Unggah Foto Peluk Anak, Pandangi Potret Alm Glenn Fredly: Aktivitas Gewa Setiap Pagi
• Siapa Pemilik Hak Virus Corona? Ecclestone-Turner: Mereka Berasal dari Negara Kaya
Pada Kamis (4/6/2020), polisi di Lille menembakkan gas air mata untuk membubarkan pengunjuk rasa.
Meskipun demikian para demonstran masih tetap bertahan hingga malam tiba.
"Hari ini orang merasa distigmatisasi, dikucilkan oleh Republik dan rakyat ini... menuntut untuk semuanya diintegrasikan, diakui, diperlakukan sama seperti orang lain," tegas salah satu orator berusia 32 tahun, Sofian Betrancourt, kepada AFP.
"Pertanyaan tentang tindak kekerasan polisi telah ada bertahun-tahun, tetapi pada saat yang sama ketidaksetaraan ini ditampilkan secara global," jelasnya. (AFP/Channel News Asia)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Polisi Perancis Tembakkan Gas Air Mata Bubarkan Demo Anti-Rasisme untuk George FLoyd
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/manado/foto/bank/originals/polisi-detroit-menggunakan-gas-air-mata-untuk-membubarkan-demonstran.jpg)