Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Opini

Ambiguitas The New Normal

Sejak akhir abad ke-18, seorang ilmuwan bernama James Prescott Joule, menarik kesimpulan dari rangkaian penelitiannya

Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: David_Kusuma
Istimewa
Asep Rahman SKM MKes 

Penulis: Asep Rahman SKM MKes (Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Unsrat, Sekretaris Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama Sulawesi Utara)

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Sejak akhir abad ke-18, seorang ilmuwan bernama James Prescott Joule, menarik kesimpulan dari rangkaian penelitiannya bahwa energi tidak bisa diciptakan dan dimusnahkan, melainkan energi hanya bisa dikonversi dari satu bentuk ke bentuk lainnya.

Inilah yang kita kenal dengan hukum kekekalan energi, yang nantinya mempengaruhi seluruh unsur kehidupan umat manusia.

Dalam kondisi pandemi seperti ini, muncul kegelisahan bahwa kita tengah mengalami pelambatan ekonomi.

Tidak sepenuhnya betul, nyatanya kita hanya sedang mengalami perubahan model transaksi ekonomi yang biasanya fisik akan menjadi non-fisik.

Tanpa kita sadari, sektor ekonomi digital, seperti penyedia internet, aplikasi meeting online, kursus online ataupun media nonton film online dan sebagainya sedang menikmati masa panennya.

Pemkab Boltim Segera Salurkan Sembako Dampak Covid-19 Tahap Dua

Sederhananya, hukum kekekalan energi senantiasa berjalan di semua lini kehidupan, termasuk sektor ekonomi.

Makanya tidak mengherankan jika ada yang percaya bahwa terdapat konspirasi jahat antara industri digital dengan terjadinya pandemi Covid-19, misalnya yang dituduhkan ke Bill Gates. 

Perubahan model ekonomi merupakan hal yang lumrah, apalagi di era disrubsi ekonomi saat ini. Tanpa terjadinya pandemi Covid-19, adaptasi pelaku usaha sudah sangat lumrah terjadi.

Apalagi pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) yang telah terbukti tetap bertahan di setiap badai ekonomi.

Sebanyak 127.440 Kg Beras Telah Disalurkan Pemkab Mitra Lewat Dinas Sosial

Wajar jika istilah The New Normal sudah dikenal sektor ekonomi pasca resesi ekonomi global tahun 2008 hingga 2012 karena telah menjadi bagian dari proses evolusi sektor ekonomi.

Penulis sendiri bukanlah ahli ekonomi, namun dalam kacamata kesehatan masyarakat titik singgung antara kesehatan dan ekonomi cukup erat.

Secara definisi, baik oleh lembaga kesehatan dunia (WHO) maupun yang telah diadopsi oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, seseorang disebut sehat jika mampu untuk hidup produktif.

Ini menempatkan status sehat sebagai investasi, sesuatu yang mahal tentunya jika dikonversikan ke nilai ekonomi.

The New Normal yang diaplikasikan dengan cara membuka kembali tempat-tempat keramaian seperti mall dengan alasan untuk mengairahkan roda ekonomi, rasanya kurang tepat saat ini.

Tentu dengan mempertimbangkan aspek kesehatan bahkan keselamatan publik seperti potensi lonjakan kasus baru ataupun terjadinya gelombang pandemi yang tidak terkontrol lagi.

Hendak Kunjungi Keluarga di Bitung, VAP Diadang Warga, Ini Kata VAP

Halaman
12
Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved