Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Mengenal Alergi Susu Sapi pada Anak, Gejala dan Cara Mengatasinya

Alergi terjadi karena alergen memasuki tubuh, baik melalui saluran pernapasan maupun makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan

Editor: Finneke Wolajan
tribunnews
ilustrasi susu 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Bayi usia berapapun bisa alergi makanan maupun minuman, tapi kebanyakan muncul di usia yang sangat dini.

Alergi terjadi karena alergen memasuki tubuh, baik melalui saluran pernapasan maupun makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan.

Makanan umum yang kerap dicurigai memicu alergi antara lain telur, kacang-kacangan, kedelai, gandum, makanan laut, dan susu sapi.

Alergi protein susu sapi (Cow Milk Protein Allergy/CMPA) mungkin terdengar aneh, tetapi ini adalah salah satu penyebab alergi makanan paling umum yang dialami anak di bawah usia 2 tahun.

Director of NICU, Cloudnine Hospital, Gurgaon, India, Dr Sanjay Wazir menjelaskan, protein dalam susu sapi terkadang dikenali tubuh sebagai benda asing, sehingga tubuh mulai memproduksi bahan kimia tertentu sebagai respons dan itulah yang mengarah pada gejala alergi.

Dalam kasus yang jarang terjadi, bayi yang diberi susu secara eksklusif juga dapat memunculkan alergi melalui protein susu yang ditransfer ke dalam ASI sebagai hasil dari pola makan ibu yang kaya akan susu sapi.

Meskipun disebut alergi protein susu sapi, itu bisa terjadi pada konsumsi susu keluarga sapi lainnya, seperti kerbau atau kambing, karena mereka memiliki protein yang sama.

Untungnya, alergi protein susu sapi adalah salah satu dari sedikit alergi yang bisa hilang seiring berjalannya waktu dan kebanyakan anak membentuk toleransi terhadap susu sapi pada usia 3 tahun.

Gejala alergi susu sapi

Gejala-gejalanya dapat bervariasi dari gejala yang sangat ringan hingga penyakit yang kadang mengancam jiwa.

Namun, gejala yang umum terjadi seperti gatal-gatal dan ruam pada kulit, hidung tersumbat, batuk, hingga gejala gastrointestinal seperti mual, muntah, sakit perut, diare, dan tinja berdarah.

Gejala bisa muncul pada pertama kali anak mengonsumsi susu sapi, tetapi gejala juga bisa tertunda hingga beberapa minggu setelahnya.

Itulah mengapa beberapa orang kerap kebingungan.

Dalam kasus-kasus ini, hubungan konstan dari gejala dengan konsumsi akan membantu menegakkan diagnosis.

Disarankan untuk berbicara dengan dokter untuk mengonfirmasinya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved