News
Warga 2 Kecamatan Sempat Bersitegang, Saling Tutup Jalan, Kini Sudah Berdamai
Kondisi semakin memanas, warga Mengare berusaha memanggil massa agar semakin banyak yang turun ke jalan.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Massa dari 2 kecamatan bersitegang. Terjadi adu mulut dan bahkan nyaris adu jotos.
Warga Kecamatan Manyar dan Kecamatan Bungah turun ke jalan.
Ada ribuan warga Desa Karangrejo Kecamatan Manyar turun ke jalan menutup akses jalan desa yang menghubungkan Kecamatan Manyar dengan tiga desa di Pulau Mengare Kecamatan Bungah itu.
Penyebabnya adalah surat Kepala Desa Sembayat, Kecamatan Manyar yang dinilai diskriminatif karena melarang warga Desa Karangrejo berjualan di pasar Desa Sembayat. Hal ini membuat warga di dua kecamatan bersitegang.
Ribuan warga Desa Karangrejo turun ke jalan dan menutup akses jalan desa sejak pukul 10.00 WIB menggunakan bambu.
Kondisi makin memanas saat warga tiga desa di Kecamatan Bungah, yakni Desa Kramat, Desa Tanjungwidoro dan Desa Watuagung hendak keluar desa karena tidak bisa melintas.
Bahkan, warga asal dua Kecamatan itu sempat bersitegang sebelum akhirnya di mediasi oleh aparat keamanan. Beruntung tidak ada aksi main hakim sendiri dalam insiden tersebut.
Koordinator warga Karangrejo, Karim mengaku, merasa diperlakukan tidak adil oleh desa sekitar. Penyebabnya karena ada warga desanya yang positif Covid-19 sehingga ditanggapi berlebihan dengan menutup akses jalan. Aktivitas warga jelas terganggu.
“Jika maunya seperti itu kami juga bisa menutup seluruh akses yang berada di desa kami," ucapnya.
Kondisi semakin memanas, warga Mengare berusaha memanggil massa agar semakin banyak yang turun ke jalan. Beruntung aksi saling tutup akses jalan berhasil diredam, setelah Forkopimka Kecamatan Manyar datang dan melakukan mediasi kepada warga.
Kepala Desa Karangrejo, Fatkhul Alim meminta agar desa-desa lain di wilayah Manyar dan Bungah tidak mengucilkan warga desanya. Bahkan ada beberapa desa yang menutup akses masuk bagi warganya.
"Saya minta agar Pemkab Gresik memanggil para kepala desa. Sebab ini sudah terlalu berlebihan apalagi sampai ada desa yang melarang warga kami berjualan," katanya.
Selama tiga jam aksi warga saling tutup jalan ini.
Kepala Desa Sembayat, Saudil meminta warga Desa Karangrejo agar tidak salah paham dalam menafsirkan surat yang diterbitkan Pemdes Sembayat. Pihaknya hanya mengimbau agar tidak berjualan saat ini hingga beberapa hari.
"Kami hanya mengimbau bukan melarang,” tegas Saudil.