Virus Corona
Gelombang Kedua Covid-19 Diprediksi Usai Lebaran Melonjak, BIN: Faktor Utama Karena Tidak Disiplin
Wawan Hadi Purwanto memprediksi akan ada gelombang kedua penularan Virus Corona di Indonesia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabar dari Deputi Kementerian Komunikasi dan Informatika Badan Intelijen Negara (Kominfo BIN) Wawan Hadi Purwanto memprediksi akan ada gelombang kedua penularan Virus Corona di Indonesia.
Terkait hal itu ia sampaikan dalam tayangan TvOne, Senin (25/5/2020).
Sementara itu Wawan menilai akan ada lonjakan kasus positif Virus Corona seusai perayaan Idulfitri.
• 5 Negara Termasuk Indonesia Mendukung Gencatan Senjata Antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan
• Berikut Ini Tips 3 Cara Untuk Mengurangi Nafsu Makan yang Berlebihan
• Tetap Bekerja, Tim Densus 88 Lakukan Penangkapan Disejumlah Daerah, Berikut Ini Para Terduga Teror

Menurut dia, faktor penularan yang utama adalah ketidakdisiplinan masyarakat dalam menjaga kebersihan.
"Dua hari ini kita masih menunggu orang bersilaturahmi," kata Wawan Hadi Purwanto.
Ia menyebutkan rapid test harus dilakukan, terutama terhadap orang tanpa gejala (OTG).
OTG diketahui sudah terjangkit virus dan dapat menularkannya ke orang lain meskipun tidak menunjukkan tanda-tanda sakit.
"Habis ini kita rapid, terutama mereka yang OTG itu bisa langsung terselamatkan, tidak lantas menjadi spreader (penyebar)," jelas Wawan.
"Karena spreader itu dia tidak tahu, tidak paham, menyebarkan ke komunitas-komunitasnya," lanjutnya.
Ia menyinggung Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah berulang kali membuat langkah pencegahan dan mengimbau masyarakat.
Meskipun begitu, masih banyak warga yang melanggar Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB), bahkan melawan petugas.
"Presiden sendiri juga sudah berkali-kali seperti itu, melakukan langkah imbauan yang luar biasa," kata Wawan.
"Malah ada saudara kita yang melawan petugas. Itu ada sanksinya," tuturnya.
Wawan menyebutkan seharusnya ada sanksi yang dapat membuat jera pelanggar PSBB.
"Memang aturan kita buat, tapi harus ada sanksi," komentar Wawan.
"Sehingga mereka yang belum taat, mari saya ajak taat demi kita sendiri," imbaunya.
Wawan memberi contoh kasus pandemi flu yang menyebabkan kematian lebih dari 50 juta jiwa pada 1918.
Ia menyebutkan gelombang dua pandemi pada kasus tersebut dampaknya jauh lebih besar.
"Karena pandemi 1918 dulu juga berat, gelombang kedua 'kan lebih banyak yang meninggal," ungkapnya.
Meskipun begitu, Wawan menyanggah apabila gelombang kedua akan terjadi seperti di China tempat Virus Corona pertama kali menyebar.
"Tidak sama, semua tergantung disiplin masyarakat," tegasnya.
Ia menyoroti perbedaan iklim antara China dengan Indonesia.
"Memang kita diuntungkan suasana panas, artinya iklim tropis," papar Wawan.
"Daerah-daerah yang dingin ini lebih berat," tambahnya.
Simak videonya mulai menit 6:30
Kasus di Jatim Melonjak
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyoroti bagaimana suasana Idulfitri berlangsung di tengah pandemi Virus Corona (Covid-19).
Seperti diketahui jumlah kasus terkonfirmasi positif di Jawa Timur mencapai 3.595 per Minggu (24/5/2020) siang.
Jumlah tersebut menjadikan Jatim wilayah kedua tertinggi di Indonesia dalam hal kasus positif.
Dilansir TribunWow.com, Khofifah kemudian menyampaikan sejumlah imbauan terutama dalam perayaan Idulfitri.
Awalnya, ia menyinggung tradisi mudik yang umumnya dilakukan masyarakat saat lebaran.
"Yang masih di perantauan, saya mohon dengan sangat bahwa halalbihalal secara online, silaturahmi secara online hari ini merupakan pilihan terbaik dan paling bijak," ungkap Khofifah, dalam tayangan Breaking News di Kompas TV, Sabtu (23/5/2020).
"Supaya kita aman, orang lain aman. Kita sehat, orang lain sehat," lanjut dia.
Khofifah kemudian menyoroti banyaknya pemudik yang berhasil lolos dari cegatan dan larangan mudik.
Ia menyinggung suasana perayaan Idulfitri di kampung halaman pasti berbeda dengan biasanya.
Seperti diketahui, perpindahan masyarakat dapat berisiko tinggi pada transmisi penyebaran virus antardaerah.
"Yang sudah telanjur di kampung halaman, tolong juga suasana ini pada suasana yang tidak seperti dulu-dulu," kata Khofifah.
"Artinya pandemi Covid ini masuk ke Jawa Timur dan hari ini penyebarannya masih masif," jelas dia.
Khofifah menegaskan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
Apalagi sejumlah wilayah di Jatim sudah menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
"Oleh karena itu kehati-hatian kita, kedisiplinan kita secara kontinu, kepatuhan kita terhadap protokol kesehatan menjadi bagian yang sangat menentukan," tegasnya.

Khofifah juga mengimbau daerah-daerah yang belum mengonfirmasi kasus positif.
"Bagaimana kemudian mereka yang berada di daerah hijau?" ungkap dia.
"Tolong bikin barikade yang lebih kuat lagi," tegas Gubernur Jatim tersebut.
Ia juga meminta pergerakan masyarakat keluar dan masuk wilayah semakin diawasi.
"Mobilitas siapapun dari luar ke daerah-daerah yang masih hijau, tolong makin diketatkan," kata Khofifah.
Khofifah memuji beberapa daerah yang menurutnya sudah mempersiapkan dengan baik pencegahan arus mudik.
"Ada beberapa role model, yang saya lihat seperti di Kota Malang dan Kabupaten Malang," ungkap Khofifah.
Ia menuturkan ada program 'Kampung Tangguh' yang disiapkan pemerintah daerah Malang.
"Ada SOP bagaimana mereka menjelaskan kepada tamu yang masuk ke RW-RW itu," jelasnya. (TribunWow.com/Brigitta Winasis)
• Taiwan Memancing Amarah China Dengan Memberi Dukungan ke Pemrotes Hong Kong
• Jengkel, Pesan Penggali Kubur Bagi Pelanggar PSBB Covid-19, Kami Sudah Siapkan Lubang Makamnya
• Berhasil Diuji Coba, Kapal Perang AS Pamerkan Senjata Laser, di Tengah Memanasnya Laut China Selatan
Artikel ini telah tayang di Tribunwow.com dengan judul " Prediksi Gelombang Kedua Corona seusai Idulfitri, BIN Enggan Samakan China: Habis Ini Kita Rapid "