Virus Corona di Indonesia
Warga Berbondong-bondong ke Pasar Jelang Lebaran, Kalahkan Ketakutan Pada Virus Corona
Pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di berbagai daerah dianggap sebagai cerminan sikap masyarakat yang "kembali normal.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Kabarnya kerumunan massa di pasar tradisional dan pusat perbelanjaan di berbagai daerah dianggap sebagai cerminan sikap masyarakat yang "kembali normal, walaupun PSBB tetap diterapkan".
Terkait Hal itu diprediksi akan terjadi pelonjakan kasus Covid-19 setelah Lebaran.
Keramaian saat ini jadi pembicaraan, kerumunan massa yang berbondong-bondong berbelanja menjelang Lebaran seperti di Pasar Anyar, Bogor, Pasar Tanah Abang di Jakarta Pusat, dan Mal CBD Ciledug, Tangerang.
• 106.000 Kasus di Dunia Dalam Sehari, WHO Prihatin, Jalan Masih Panjang untuk Hadapi Pandemi Covid-19
• Dalam Sejarah Tepat Hari Ini Soeharto Lengser dari Kursi Presiden, Akhir Kisah Orde Baru
• Produk dari China Tak Mau Dibeli Konsumen AS Sebaliknya Tiongkok Ogah Beli Produk Made in USA
Situasi ini nyatanya ramai terjadi di daerah-daerah lain seperti pasar dan pusat perbelanjaan di Indramayu, Jawa Barat serta di Semarang, Jawa Tengah.
Warga yang berbelanja ada yang beralasan 'lebih puas' bila belanja di pasar atau mal.
Namun ada pula warga yang mengaku 'dongkol' melihat masyarakat berbondong-bondong belanja lebaran, "Belanja baru Lebaran, memang mau pergi ke mana?"
Pakar matematika epidemiologi memperkirakan imbas dari kerumunan massa ini akan terlihat pada peningkatan kasus 10 -14 hari ke depan, atau sekitar awal Juni.
Saat ini, dua orang pedagang dan dua orang pengunjung Pasar Anyar, Bogor, Jawa Barat, dinyatakan reaktif Covid-19 setelah menjalani rapid test yang dilakukan di pasar tradisional tersebut, menyusul kerumunan massa yang berbelanja persiapan lebaran pada akhir pekan lalu. Keempat orang tersebut kini sedang dijadwalkan untuk segera menjalani tes PCR.
'Kalau sudah terjangkit penyakit ya pasrah aja'
Safira, salah satu warga yang berbelanja keperluan lebaran, beralasan dia berbelanja ke pusat perbelanjaan agar bisa langsung melihat kualitas dan memastikan ukuran barang yang akan dibeli.
"Kalau (beli) online kadang barang tidak cocok, kalau ini kita bisa langsung kita lihat kualitas barang terus ukurannya bisa dipastiin di tubuh kita," ujar Safira, ketika ditemui ketika sedang berbelanja di pusat perbelanjaan Citraland, Semarang, Rabu (20/5/2020).
Kendati mengabaikan anjuran pemerintah untuk tinggal di dalam rumah selama pandemi, perempuan berusia 55 tahun ini mengaku tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti mengenakan masker dan membawa cairan pembersih tangan, serta menjaga jarak.
"Kita hindari kerumunan, kalau berdekatan kita akan menjauh," ujarnya.
Sementara itu, Marni, memilih untuk belanja ke pasar karena "lebih puas milih" barang yang akan dibeli. Meski berdesak-desakan di tengah wabah, dia mengaku "pasrah".
"Kalau sudah terjangkit penyakit ya pasrah aja," ujar perempuan berusia 35 tahun ini.