Di Balik Perang Covid-19 di Wuhan: Tutupi Fakta hingga Pemecatan Pejabat
China masih menghadapi tantangan besar terkait potensi gelombang kedua infeksi Covid-19. Zhong Nanshan, penasihat medis senior
Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
Pada Februari, China memecat beberapa pejabat senior di tengah kritik yang meluas terhadap penanganan wabah oleh pemerintah setempat. Mereka yang dipecat termasuk dua pejabat yang bertanggung jawab atas Komisi Kesehatan Provinsi, serta Ketua Partai Komunis China di Wuhan dan Provinsi Hubei, menurut Kantor Berita Xinhua.
Meski mengakui adanya upaya menutupi kondisi sebenarnya di masa awal wabah, Zhong menolak tuduhan statistik resmi China tidak dapat diandalkan. Presiden AS Donald Trump telah secara terbuka mempertanyakan akurasi angka kematian China.
Tetapi Zhong mengatakan pemerintah Cina telah belajar dari kasus SARS 17 tahun alu, ketika menutupi fakta selama dua atau tiga bulan. "Pemerintah pusat telah memerintahkan semua departemen harus melaporkan fakta sebenarnya. Jika tidak melakukan perintah itu, akan dihukum. Jadi sejak 23 Januari, saya pikir semua data adalah benar," tambahnya.
Mengenai tuduhan virus corona berasal dari laboratorium virology di Wuhan, Zhong menolaknya. Dia mengatakan telah berulang kali bertanya kepada Shi Zhengli, pemimpin virologi dari Institut Virologi Wuhan.
"Dia bilang itu benar-benar konyol, dia belum pernah melakukan hal seperti itu," kata Zhong, yang menyebut Shi sebagai seorang teman baik. Shi Zhengli mengaku pihaknya tidak punya kemampuan menciptakan virus buatan.
• Indonesia Akhirnya Ciptakan Obat Virus Corona, Siap Dibagikan Pada Agustus Mendatang
Zhong mengatakan pada awal Februari, otoritas pengendalian penyakit China melakukan penyelidikan selam dua minggu di Institut Virologi Wuhan, namun tidak menemukan apapun. (cnn/feb)