Virus Corona
Profesor Jepang Sebut Virus Corona Sangat Menakutkan, Akhir Tahun 2020 Muncul Lagi, Mengapa?
"Kalau flu biasa itu gejala terlihat muncul, menular ke orang lain segera setelah pasien itu kelihatan gejala flunya.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Prof. Shinya Yamanaka (57) peraih Nobel kedokteran tahun 2012 mengakui Covid-19 sangatlah menakutkan dan akan muncul lagi saat musim dingin akhir tahun kembali memasuki Jepang.
"Covid-19 bisa sampai dua tahun seperti saya baca laporan profesor universitas Harvard.
"Namun terpenting adalah vaksin kalau sudah ditemukan akan terbantu," papar Yamanaka dalam acara TV TBS siang ini (13/5/2020).
Mengapa dikatakan Yamanaka menakutkan?
"Kalau flu biasa itu gejala terlihat muncul, menular ke orang lain segera setelah pasien itu kelihatan gejala flunya.
"Tetapi kalau Covid itu, kita tidak tahu orang lain telah tertular dari kita padahal kita sendiri juga belum kelihatan gejalanya.
"Jadi saat kita sadar gejala kita muncul, orang lain juga sebenarnya sudah sejak lama tertular pula yang sebenarnya orang lain itu tertular dari kita.
"Itulah sebabnya sangat menakutkan karena tak tahu dan tak sadar bahwa kita sebenarnya telah terinfeksi Covid-19," jelasnya.

Lalu apa sebenarnya yang harus kita lakukan saat ini?
"Ya sebaiknya jauh-jauh dulu dengan orang lain terutama kalau berbicara.
"Lakukan antisipasi semaksimal mungkin saat bertemu dan berbicara dengan orang lain.
"Jadi sebaiknya ya kita di rumah saja saat ini walau pun mungkin pemerintah akan membatalkan deklarasi darurat dalam waktu dekat ini," jelasnya lagi.
Yamanaka sensei juga mengingatkan kemungkinan saat ini kelihatan seolah-olah keadaan sudah membaik.
"Mungkin saja kelihatan seolah kekuatan virus sudah melemah kepada kita, tetapi nanti akhir tahun saat mulai memasuki musim dingin lagi, virus ini akan menguat lagi,
"jadi harus sangat hati-hati selalu dan berjaga jarak dengan siapa pun saat ini sampai vaksin ditemukan," paparnya lagi.
Pemeriksaan tes PCR pun menurut Yamanaka akan semakin mudah karena ketersediaan sudah semakin banyak sehingga bisa menenangkan masyarakat terlebih dulu, mengetahui kepastian terinfeksi atau tidaknya dari Covid-19.
Hal itu berkat kerjasama pemerintah dengan semua lembaga medis negeri maupun swasta seperti yang pernah disarankan Yamanaka pula kepada PM Jepang Shinzo Abe agar memanfaatkan semua lembaga medis swasta juga sebagai tempat pengetesan PCR.
Diskusi mengenai Jepang dalam WAG Pecinta Jepang terbuka bagi siapa pun. Kirimkan email dengan nama jelas dan alamat serta nomor whatsapp ke: info@jepang.com
WHO Umumkan 8 Kandidat Vaksin Covid-19, Kucur Dana Rp 199 Miliar untuk Percepatan
Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO), mengumumkan adanya 8 kandidat teratas vaksin Virus Corona, Selasa (12/5/2020).
Para Peneliti di seluruh dunia terus mencoba menemukan vaksin Virus Corona, lebih dari 90 vaksin dikatakan tengah dikembangkan untuk melawan virus tersebut.
Hingga kini, setidaknya ada enam kelompok sudah mulai menyuntikkan formulasi ke dalam sukarelawan dalam uji keamanan.
Sementara beberapa kelompok peneliti lain sudah mulai menguji pada hewan.
Namun menurut WHO, ada 8 calon vaksin yang dikembangkan digadang-gadang dapat menjadi penangkal Virus Corona.
Dilansir TimesNowNews.com, Selasa (12/5/2020), Direktur Jendral WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus, menyatakan bahwa penemuan vaksin Covid-19 akan memakan waktu paling tidak 12 hingga 18 bulan.
Meskipun begitu, pihaknya menyatakan dalam konferensi video antara Dewan Ekonomi dan Sosial PBB, bahwa upaya percepatan penelitian, pengobatan dan pengujian virus tengah dilakukan.
Percepatan ini dapat dilaksakan lantaran adanya bantuan biaya dari 40 pemimpin negara, organisasi dan bank sebesar 7,4 miliar euro atau setara dengan sekitar 119 miliar rupiah.

"Kita memiliki kandidat (vaksin) yang bagus sekarang. Peringkat teratas ada sekitar 7, 8 (kandidat vaksin). Tapi kita memiliki lebih dari 100 kandidat," tutur Tedros.
"Kami sedang memfokuskan pada beberapa kandidat yang kami miliki, yang dapat membawa kemungkinan hasil lebih baik dan meningkatkan percepatan kandidat dengan potensi lebih baik tersebut."
“WHO telah bekerja dengan ribuan peneliti di seluruh dunia untuk mempercepat dan melacak pengembangan vaksin mulai dari mengembangkan model hewan hingga desain uji klinis dan semua yang ada di antaranya," tambahnya.
Tedros menekankan bahwa Covid-19 sangat menular dan dapat membunuh manusia.
Sejauh ini, setidaknya 283.978 orang di dunia telah kehilangan nyawanya karena pandemi coronavirus dan lebih dari 4 juta orang telah terinfeksi Virus Corona.
Menurut Tedros, adanya pandemi ini telah mengajarkan pelajaran yang menyakitkan kepada segenap penduduk di dunia.
Selain itu, pandemi ini juga mengajarkan pentingnya memiliki sistem kesehatan nasional dan regional yang kuat.
Dari catatan yang dimiliki WHO, Eropa Barat saat ini telah mengalami penurunan kasus Covid-19 baru, namun kasus Virus Corona tersebut malah meningkat di Eropa Timur, Afrika, Asia Tenggara, Mediterania Timur, dan beberapa daerah lain.
Metode Pengembangan Vaksin Virus Corona
Untuk menemukan vaksin Virus Corona, sejumlah peneliti di dunia mencoba menemukan antivirus tersebut dengan metode yang berbeda.
Seperti yang dikutip TribunWow.com dari nature.com, Selasa (12/5/2020), pengembangan vaksin Virus Corona tersebut dapat diklasifikasikan dalam beberapa jenis metode.
Diketahui, vaksin bertujuan mengekspos tubuh pada antigen yang akan memicu respon imun sehingga dapat memblokir atau membunuh virus saat seseorang terinfeksi.
Untuk menemukan antigen tersebut, ilmuwan menggunakan sejumlah metode, dari penggunaan virus itu sendiri, hingga melakukan rekayasa genetik.
Berikut sejumlah metode yang dilakukan oleh peneliti di seluruh dunia dalam usaha menemukan vaksin Virus Corona.
Vaksin dari Virus
Setidaknya tujuh tim sedang mengembangkan vaksin menggunakan virus itu sendiri.
Virus tersebut akan dilemahkan atau dibuat tidak aktif dan dimasukkan ke tubuh.
Banyak vaksin yang ada dibuat dengan cara ini, seperti antivirus yang digunakan untuk melawan Campak dan Polio.
Namun kendalanya, vaksin ini membutuhkan pengujian keamanan yang luas dalam sejumlah tahap.
Adapun Tim peneliti dari Sinovac Biotech di Beijing yang menggunakan metode ini, telah mulai menguji versi SARS-CoV-2 yang tidak aktif pada manusia.
Vaksin Virus-vektor
Sekitar 25 kelompok mengatakan mereka sedang mengerjakan vaksin vektor-virus.
Pada metode ini, virus seperti Campak atau Virus Adeno direkayasa secara genetis sehingga dapat menghasilkan protein Virus Corona dalam tubuh.
Virus-virus ini dilemahkan sehingga tidak dapat menyebabkan penyakit.
Ada dua jenis virus yang bisa digunakan dalam metode ini, yaitu virus masih dapat mereplikasi di dalam sel dan yang tidak bisa karena gen kunci telah dinonaktifkan.
Vaksin Asam Nukleat
Setidaknya 20 tim bertujuan untuk menggunakan instruksi genetik (dalam bentuk DNA atau RNA) untuk protein Virus Corona yang mendorong respon imun.
Asam nukleat dimasukkan ke dalam sel manusia, yang kemudian menghasilkan salinan protein virus.
Hal ini ditujukan untuk memicu pembentukan sel imun tubuh yang akan mengenali virus tersebut sehingga dapat menangkalnya saat terjangkit.
Vaksin Berbasis Protein
Banyak peneliti ingin menyuntikkan protein coronavirus langsung ke dalam tubuh.
Peneliti tersebut juga menggunakan fragmen protein atau cangkang protein yang meniru lapisan luar Virus Corona.
28 tim sedang mengerjakan percobaan vaksin berbasis protein tersebut.
Cangkang protein yang kosong dibuat menirukan struktur Virus Corona, namun tidak memiliki daya infeksi.
(TribunWow.com)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Profesor Jepang: Covid-19 Memang Sangat Menakutkan, Akhir Tahun Muncul Lagi, https://www.tribunnews.com/internasional/2020/05/13/profesor-jepang-covid-19-memang-sangat-menakutkan-akhir-tahun-muncul-lagi.