Virus Corona
Achmad Yurianto: Kita Tidak Gunakan Strategi Herd Immunity untuk Lawan Virus Corona
Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah tidak menggunakan strategi herd immunity (kekebalan komunitas) untuk menghadapi wabah Covid-19 di Indonesia.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Wabah pandemi virus corona di Indonesia sampai saat ini masih bertambah, berbeda dengan apa yang disampaikan sebelumnya bahwa kasus virus corona mulai melandai.
Diketahui data terbaru telah diumumkan total pasien virus corona di indonesia mencapai 15.438 orang.
Kabar dari Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengatakan, pemerintah tidak menggunakan strategi herd immunity (kekebalan komunitas) untuk menghadapi wabah Covid-19 di Indonesia.
• Pabrik Sepatu di Karawang Rumahkan 2.300 Karyawannya Karena Terimbas Virus Corona
• Kabur ke Rumah Dukun untuk Berobat Setelah Diberitahu Hasil Rapid Tes Positif Virus Corona
• Pompeo Puji Israel Karena Berbagi Informasi Terkait Covid-19 dan Mengecam China Kurang Transparansi
"Pertanyaannya apakah kita pakai itu? Jawabannya tidak," ujar Yuri ketika dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (13/5/2020).
Saat kembali disinggung apakah ke depannya strategi tersebut akan digunakan secara jangka panjang, Yuri pun menyatakan tidak.
"Tidak, tidak (ke depannya tidak digunakan)," tambah Yuri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy sempat menyinggung herd immunity.
Dalam seminar virtual pada 7 Mei 2020 lalu, Muhadjir berpendapat bahwa pembatasan sosial berskala besar (PSBB) berada di tengah-tengah, antara opsi ekstrem lockdown dan herd immunity.
"Pilihannya bisa luwes, mendekati lockdown atau mendekati herd immunity," kata Muhadjir (Kompas, 10 Mei 2020).
Herd immunity adalah kondisi ketika sebagian besar kelompok atau populasi manusia kebal terhadap suatu penyakit karena sudah pernah terpapar dan sembuh dari penyakit tersebut.
Meski dinilai bisa menghambat penyebaran virus, namun strategi ini dapat memakan korban dalam jumlah besar.
Namun, epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono berharap pemerintah tak menggunakan strategi herd immunity ini.
Sebab, untuk memunculkan herd immunity, maka lebih dari separuh penduduk Indonesia harus terinfeksi.
Hal itu dikawatirkan akan menimbulkan banyak kasus kematian, khususnya pada kelompok rentan yang berusia tua atau memiliki penyakit bawaan.
"Bisa menjadi bumerang, makan korban sendiri, karena yang terinfeksi harus lebih dari separuh penduduk. Jumlah penduduk kita ratusan juta. Jumlah kematian kan banyak yang tua-tua. Nanti kita enggak punya kakek atau enggak punya ayah lagi,” ujar Pandu.