Kasus Pembunuhan Elvina
Terkuak Awal Keterlibatan Michael dalam Pembunuhan Elvina, Alasannya Menulis Surat dan Minum Racun
Kini Michael ditetapkan sebagai tersangka bersama dua tersangka lainnya, yakni Jeffry sebagai otak pembunuhan dan ibunya, Tek Sukfen.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Awal keterlibatan Michael (22) dalam kasus pembunuhan sadis terhadap seorang gadis bernama Elvina (21) di komplek Cemara Asri, Jalan Duku, Kecamatan Percutseituan, Deliserdang.
Kini Michael ditetapkan sebagai tersangka bersama dua tersangka lainnya, yakni Jeffry sebagai otak pembunuhan dan ibunya, Tek Sukfen.
Fakta baru terungkap, sebuah pengakuan Michael (22) terkait aksi pembunuhan kepada Elvina (21).
Keterlibatan Michael dalam pembunuhan ternyata karena intimidasi dari jeffry dan ibunya, Tek Sukfen.
Kapolrestabes Medan Kombes Pol Jhonny Edison Isir mengatakan, awalnya tersangka Tek Sukfen dihubungi oleh Michael.
Saat itu, Elvina sudah tewas dibunuh oleh Jeffry, putra Tek Sukfen.

Begitu mendapat kabar pembunuhan yang dilakukan putranya, Tek Sukfen langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Alih-alih mendamprat sang anak dan melapor polisi, Tek Sukfen justru membantu untuk menutupi jejak kejahatan anaknya.
Ia turut membantu anaknya memasukkan jasad Elvina ke dalam kardus, yang rencananya akan dibuang ke Lubuk Pakam.
"Tersangka J mengambil parang dari dapur, lalu membelah perut dan memotong lengan kanan korban.
"Lalu tersangka TS mengambil kardus dari gudang dan kemudian tersangka J dan TS membantu memasukkan korban ke dalam kardus," kata Kombes Isir saat konferensi pers, Jumat (8/5/2020) di Mapolrestabes Medan.
Kombes Isir menjelaskan peran dari tersangka TS, selain membantu memasukkan korban ke dalam kardus, adalah mencoba menghilangkan jejak keterlibatan Jeffry dalam pembunuhan ini.
"TS juga berupaya untuk menghilangkan jejak dari pembunuhan yang dilakukan oleh anaknya," terang Isir.
Tek Sukfen pula yang menghubungi ibu Michael berinisial J untuk datang ke TKP.

Namun, Tek Sukfen memberitahukan kepada J bahwa Elvina tewas dibunuh oleh Michael.
"Lalu ibu Michael bersama pamannya datang ke TKP dan diberitahu bahwa anaknya (Michael) telah melakukan pembunuhan," jelas Isir.
Sementara itu, tersangka Michael akhirnya mengaku mendapat intimidasi dari Jeffry dan Tek Sukfen dalam kasus pembunuhan ini.
Saat digiring menuju sel tahanan Mapolrestabes, Michael menuturkan, dirinya diancam oleh Jeffry dan Tek Sukfen.
Michael diminta mengakui pembunuhan tersebut dilakukan sendiri.
Ia pun menyebutkan diancam akan dibunuh oleh Jeffry.
"Saya mau diancam sama dia (Jeffry) dibunuh bang, makanya saya tulis suratnya dan akui membunuh korban," jelasnya kepada Tribun.
Kombes Isir mengungkapkan tersangka Michael diintimidasi oleh pelaku Jeffry dan Tek Sukfen, untuk mengakui bahwa dirinya yang melakukan pembunuhan.
"Sehingga tersangka M menulis surat pernyataan di atas kertas dan mencoba meminum obat nyamuk untuk meyakinkan seluruh rangkaian kejadian tersebut dilakukan oleh tersangka M tanpa melibatkan orang lain," jelas Isir.

Diketahui, Polrestabes Medan menetapkan tiga tersangka pelaku pembunuhan Elvina yang dimasukkan dalam kardus di Komplek Cemara Asri, Jalan Duku No 40 Kecamatan Percuseituan, Deliserdang.
Ketiga pelaku tersebut adalah Jeffry (22) sebagai otak pelaku bersama pelaku lainnya, Michael (22), dan ibu Jeffry bernama Tek Sukfen (56).
Isir mengungkapkan motif dari tersangka Jeffry adalah karena korban menolak ajakan untuk bersetubuh.
"Motifnya sejauh ini masih kita dalami, rencana juga masih kami dalami. Awalnya karena tersangka J ditolak ketika bersetubuh dan mendorong korban pingsan, kemudian membunuh korban," ungkapnya saat konfrensi pers di Polrestabes Medan, Jumat (8/5/2020).
Isir menyebutkan antara pelaku Jeffty dan korban adalah berteman dekat. Sedangkan hubungan antara tersangka Michael dan Elvina adalah mantan pacar.
"Jadi antara J dan korban dan tidak ada hubungan (asmara), sebatas kawan saja. Kalau hubungan tersangka M dan korban, masa pacaran sudah selesai, statusnya mantan pacar," ungkapnya.
Ia menyebutkan bahwa ketiga pelaku ditetapkan sebagai tersangka usai menjalani prarekonstruksi.
"Kejadian terjadi pada Rabu 6 Mei 2020 sekitar pukul 13.30 WIB di rumah tersangka J di Jalan Duku No 40 Komplek Cemara Asri. Setelah kita lakukan prarekonstruksi, untuk tersangka kita tetapkan sebanyak 3 orang yaitu pria berinisial J 22 tahun, warga Komplek Cemara Asri.
"Tersangka M 22 tahun beralamat di Medan Tembung dan TS berumur 56 tahun orangtua dari tersangka J pekerjaan ibu rumah tangga warga komplek Cemara Asri," tuturnya.

Isir menyebutkan kronologi kejadian berawal saat korban Elvina dikontak oleh pelaku Jeffry. Korban diminta untuk datang ke rumah Jeffry di Jalan duku No 40 komplek Cemara Asri.
"Kronologi kejadian, secara singkat dimana saudara J mengkontak korban untuk datang ke rumahnya. Lalu korban mengontak M (Michael) untuk mengantarkan ke rumah J.
Lalu tersangka J mengajak korban untuk bersetubuh, namun dalam prosesnya korban menolak.
Lalu tersangka J membenturkan kepala korban di kamar mandi, selanjutnya tersangka J bersetubuh dengan korban yang dalam keadaan pingsan," ungkap Isir.
Usai menyetubuhi korban, J secara sadis membunuh korban dengan cara ditikam.
Sementara tersangka M ikut membantu membeli minyak untuk membakar korban dan membantu memasukkan korban dalam kardus.
"Ada upaya membakar korban, dimana peran dari tersangka M yaitu membeli bensin. Lalu ikut membantu di dekat kamar mandi," tuturnya.
Setelah membunuh korban, tersangka Jeffry memberitahukan kepada Michael.
Michael diperintahkan oleh Jeffry untuk membeli 2 botol bensin.
"Tersangka J mengambil mancis dan kemudian menyiram bensin dan lalu membakar korban," tutur Isir.
Lalu tersangka Michael menghubungi ibu Jeffry, bernama Tek Sukfen yang langsung mendatangi TKP.
Isir membeberkan bahwa pelaku Jeffry sempat membelah perut dan memotong lengan korban. Dan memasukkan korban ke dalam kardus dengan bantuan ibunya.
"Tersangka J mengambil parang dari dapur, lalu membelah perut dan memotong lengan kanan korban.
"Lalu tersangka TS mengambil kardus dari gudang dan kemudian tersangka J dan TS membantu memasukkan korban ke dalam kardus," jelas Isir.

Isir menjelaskan peran dari tersangka TS, selain membantu memasukkan korban ke dalam kardus, adalah berupaya menghilangkan jejak.
"Peran dari Ibu tersangka TS adalah berupaya untuk menghilangkan jejak dari pembunuhan yang dilakukan oleh anaknya," terang Isir.
Tek Sukfen menghubungi ibu Michael berinisial J untuk datang ke TKP.
"Lalu ibu Michael bersama pamannya datang ke TKP dan diberitahu bahwa anaknya (Michael) telah melakukan pembunuhan," jelas Isir.
Lalu Jeffry memesan taksi online dengan rencana membawa kardus tersebut ke Lubuk Pakam. Setelah taksi datang, Isir menjelaskan bahwa Jeffry mendorong kardus ke ruang tamu.
"Namun karena kardus sobek dan darah berceceran sehingga rencana mengangkut kardus yang berisikan korban dibatalkan. Kemudian diperintahkan tersangka M untuk membayar pembatalan taksi senilai Rp 155 ribu," ungkap Isir.
Lalu, tersangka Michael diintimidasi oleh pelaku Tek Sukfen dan Jeffry untuk mengakui bahwa dirinya yang melakukan pembunuhan.
"Sehingga tersangka M menulis surat pernyataan di atas kertas dan mencoba meminum obat nyamuk untuk meyakinkan seluruh rangkaian kejadian tersebut dilakukan oleh tersangka M tanpa melibatkan orang lain," jelas Isir.
Selanjutnya, pukul 17.00 WIB ibu tersangka Michael dan pamannya memberitahu kejadian tersebut kepada orangtua korban.
Sumber: TribunMedan.com https://medan.tribunnews.com/2020/05/09/drama-kasih-ibu-sepanjang-masa-di-balik-pembunuhan-elvina-tek-sukfen-coba-tutupi-jejak-anaknya?page=all