Tips Hadapi Virus Corona
CERITA Seorang Perempuan Yang Positif Covid 19, Merasa Capek dan Tidak Enak Perut, Kini Dia Sembuh
Inilah cerita dari seorang perempuan yang sebelumnya dinyatakan positif terjangkit virus corona, namun kini dia sudah sembuh. Simak pengalamannya,
TRIBUNMANADO.CO.ID - Cerita dari seorang pasien yang sembuh dari virus corona atau covid 19. Dia menceritakan bagaimana awalnya dia sampai dinyatakan positif wabah mematikan ini.
Dia menceritakan bahwa dirinya sempat merasa capek dan tidak enak perut.
Simak wawancaranya berikut ini.
Berikut wawancara BPost dengan penyintas Covid-19 di Banjarmasin, yang juga Sekretaris Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi RSUD Ulin Banjarmasin, dr Ira Nurrasyidah SpP.

Kapan pertamakali merasakan ada sesuatu yang berbeda atau punya perasaan kurang enak terkait kondisi kesehatan dokter?
Saya sempat merasa capek dan tidak enak perut (seperti sakit maag) mulai tanggal 23 Maret, kemudian tangal 26 Maret demam, sejak itu saya istirahat di rumah. Keluhan lain yang saya rasakan adalah kurangnya indra pengecap dan penciuman. Empat hari sejak demam baru ada keluhan batuk, dan Alhamdulillah saya tidak pernah sesak.
Kapan mendapat kabar kepastian bahwa positif terinfeksi Covid-19? Bagaimana perasaan dokter saat itu?
Waktu itu pemeriksaan masih dikirim ke Jakarta, jadi hasil baru ada tanggal 31 Maret. Saya merasa sangat sedih ketika dinyatakan positif Covid-19. Saya memikirkan apakah saya menularkan pada keluarga saya juga teman-teman tim Covid RSUD Ulin. Saya juga sedih tidak bisa membantu pelayanan pasien. Kondisi saya ketika ada hasil positif, sudah mulai membaik, jadi kekhawatiran tentang penyakitnya tidak sebesar kesedihan saya terkait hal di atas.
Bagaimana tanggapan keluarga terkait hasil pemeriksaan dan diagnosa waktu itu?
Alhamdulillah suami saya sangat pengertian, suami mengerti keadaan saya dan sangat support saat saya harus karantina mandiri di rumah. Suami yang merawat saya di rumah, juga menjaga anak-anak. Alhamdulillah anak saya (usia 13 tahun dan 5 tahun) juga paham bahwa untuk sementara waktu tidak boleh berdekatan dengan ibunya. Kebetulan orangtua, mertua dan saudara saya berada di Jawa Barat, mereka juga yang memberikan semangat dan doa agar saya sembuh dari covid ini.
Bagaimana menjalani perawatan dan proses penyembuhan? Apa sempat khawatir/takut atau putus asa?
Alhamdulillah karena saya juga seorang dokter paru jadi lebih mudah menjalani perawatan mandiri di rumah dan setiap hari dokter paru di RSUD Ulin selalu memantau kondisi saya. Sejak ada hasil positif Tim RSUD Ulin langsung memberikan obat antivirus (oseltamivir), Hidroxychloroquine, Azitromicin ditambah multivitamin. Suplemen herbal dan juga kebetulan keluarga saya pemakai homeopathy, semuanya saya konsumsi agar segera sembuh. Setiap hari saya juga berjemur, tidak lupa olahraga dan cukup istirahat. Selama perawatan kondisi kesehatan semakin membaik jadi Alhamdulillah tidak sampai takut terjadi hal-hal yang berat.
Kapan dinyatakan sembuh? Dan sampai kapan tahapan penyembuhan berlangsung?
Hasil pemeriksaan saya tanggal 23 April akhirnya negatif dari virus, waktu yang cukup lama itu sempat membuat saya sedikit putus asa, tapi dukungan dari senior dan teman sejawat dokter, suami dan keluarga yang Alhamdulillah membuat saya tetap semangat dan optimistis sembuh dari penyakit ini. Tahap pemulihan biasanya diteruskan sampai dua minggu setelah hasil negatif
Apa dokter atau keluarga sempat merasa trauma dengan musibah itu?
Setelah menjalani karantina sebulan, ada perubahan perilaku dari saya sendiri dan keluarga, terutama dalam hal rajin mencuci tangan, menjaga jarak bahkan dengan keluarga sendiri. Mendengar seseorang batuk menjadikan kami lebih waspada untuk menjaga jarak dan memastikan memakai masker. Saya berharap setelah Pandemi Covid-19 berakhir ini akan mengubah perilaku masyarakat kita lebih baik dalam hal menjaga kebersihan, memakai masker, dan menerapkan etika batuk sehingga penyakit-penyakit menular seperti TBC juga akan menurun.
Apakah setelah ini akan kembali melanjutkan dinas seperti biasa?
Iya, Insya Allah minggu ini saya kembali aktif di Rumah Sakit Ulin
Apa hal yang bisa ambil sebagai hikmah dari musibah yang sempat dilalui tersebut?
Banyak hal yang bisa diambil dari kejadian ini, terutama untuk diri saya sendiri. Salah satunya istirahat yang cukup, tidur tidak lebih dari jam 22.00 Wita setiap harinya ternyata sangat penting dalam menjaga kekebalan tubuh. Dukungan dari keluarga, teman dan lingkungan sangat berperan selama perawatan dan sangat membantu kesehatan mental. Untuk itu, saya harap tidak ada stigma negatif terhadap pasien dan para penyintas covid. (edisi cetak)
Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Sembuh dari Covid-19, ini Kisah dr Ira Nurrasyidah SpP, Dokter Paru RSUD Ulin Banjarmasin,