Nasional
Gubernur Ganjar Pranowo Kembalikan Gajinya Sejak 2013, Anggaran Rp 2.2 Triliun Siap Tangani Covid-19
Politikus PDI Perjuangan itu sebelumnya juga mengusulkan pemotongan 50% pendapatan aparatur sipil negara (ASN) untuk mengatasi pagebluk COVID-19.
TRIBUNMANADO.CO.ID - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo berkomitmen menyumbangkan seluruh gajinya untuk membantu penanganan pandemi virus corona (Covid-19) yang kini menerpa Indonesia, lebih khusus di daerah kepemimpinannya.
Hal itu tidak menjadi masalah karena Ganjar tidak pernah mengambil gajinya sejak 2013.
Politikus PDI Perjuangan itu sebelumnya juga mengusulkan pemotongan 50% pendapatan aparatur sipil negara (ASN) untuk mengatasi pagebluk COVID-19.
Usulan itu disampaikan dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan Nasional, yang dipimpin Presiden Joko Widodo pada Kamis, (30/4/2020) lalu.
"Sebenarnya bukan soal golongannya, bukan persentasenya. Kalaulah soal gradual bisa dilakukan, dimulai saja dari pejabatnya dulu.
"Maka tadi ada yang nanya, gubernur berani tidak gajinya dipotong 85 persen. Maaf, untuk gaji tidak pernah saya ambil sejak 2013, saya kembalikan," kata Ganjar.
Bahkan Ganjar menegaskan jangankan sekadar gaji, seluruh pendapatannya pun siap dipotong untuk penanganan COVID-19.

Asumsi Ganjar, jika seluruh kepala daerah, bahkan sampai pusat juga punya komitmen seperti itu pasti akan memberi energi positif pada penanganan COVID-19 dan akan diikuti oleh jajarannya.
Ganjar mengatakan dengan langkah demikian betapa banyak kebutuhan masyarakat yang bisa tercukupi.
"Ini untuk menunjukkan komitmen, tidak perlulah kita bicara satu tahun, tapi satu bulan, dua atau tiga bulan itu sudah bagus kita untuk mengkontribusikan itu.
"Maka problem yang ada dimasyarakat bisa diinsert dengan rasa kemanusiaan dan persatuan yang kita miliki, maka masyarakat bisa merasakan kita hadir," katanya.
Meski ada yang sepakat, Ganjar pun tidak memungkiri ada sebagian pihak yang menolak usulannya tersebut. Pemerintah pusat pun juga belum memberi tanggapan untuk hal itu.
Tapi karena sebagai masukan, Ganjar berharap usulan itu dipertimbangkan betul-betul agar jadi pemicu semangat untuk berempati dalam kondisi yang unpredictable.
"Empati intinya. Dan kita tunjukkan profesionalisme. Jangan lagi nanti bicara soal distribusi yang repot. Kan yang ngurus data kita, tugas dan kerjaan kita. Maka ayo tunjukkan itu.
