Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Flu Spanyol

FLU SPANYOL Perang Kesehatan 100 Tahun Lalu, Tewaskan 50 Juta Orang, Melebihi Korban Perang Dunia I

Tak seperti virus corona atau Covid-19 yang muncul di saat dunia sudah modern, Flu Spanyol ini muncul setelah Perang Dunia I terjadi.

Editor:
eva.vn
Kala itu perawat mengangkut pasien pandemi flu Spanyol. 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Flu Spanyol, merupakan sebuah pandemi pertama yang benar-benar terekam jelas oleh sejarah.

Bahkan penyakit ini membuat perubahan besar dalam berbagai segi kehidupan di dunia.

Namun, tak seperti virus corona atau Covid-19 yang muncul di saat dunia sudah modern, Flu Spanyol ini muncul setelah Perang Dunia I terjadi.

Jutaan manusia yang terkena pandemi mengerikan Flu Spanyol.
Jutaan manusia yang terkena pandemi mengerikan Flu Spanyol. (eva.vn)

Diketahui Perang Dunia I terjadi pada tahun 1914-1918 dan para tentara yang pulang dari peperangan menyebarkan virus H1N1 Flu Spanyol.

Dilansir dari BBC melalui Kompas.com, wabah flu Spanyol menewaskan 40 sampai 50 juta orang dalam dua tahun, antara tahun 1918 dan 1920.

Para peneliti dan sejarawan meyakini sepertiga penduduk dunia, yang saat itu berjumlah sekitar 1,8 miliar orang, terkena penyakit tersebut.

Bahkan dilaporkan oleh Centre européen Robert Schuman, bahwa jumlah kematian Flu Spanyol melebihi total dari peperangan di Perang Dunia Pertama yang berjumlah 30-40 juta jiwa.

Perang kesehatan 100 tahun yang lalu

Kedokteran dan ilmu pengetahuan pada 100 tahun yang lalu tentu tidak sama seperti sekarang.

Para dokter sudah mengetahui bahwa mikroorganisme adalah penyebab Flu Spanyol dan penyakit dapat ditransmisikan antar manusia.

Tetapi mereka masih memandang penyebabnya adalah bakteri, bukan sebuah virus.

Keterbatasan tentu ada, bahkan obat-obat saja baru ditemukan pada sekitar 50 tahun terakhir.

Antibiotik pertama dunia misalnya, baru ditemukan pada tahun 1928.

Vaksin flu pertama baru beredar untuk umum di tahun 1940-an.

Sistem perawatan kesehatan universal belum ada.

Bahkan di negara-negara kaya, sanitasi umum masih merupakan suatu kemewahan.

"Di negara-negara industri, sebagian besar dokter bekerja untuk diri mereka sendiri atau didanai oleh badan amal atau lembaga keagamaan, dan banyak orang tidak memiliki akses sama sekali," kata Laura Spinney, penulis sains dan penulis buku 'Pale Rider: The Spanish Flu of 1918 and How it Changed the World'.

Muda dan miskin

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved