Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Hari Buruh Internasional

Kisah Marsinah, Tokoh Indonesia yang Melekat dengan Hari Buruh, Perakit Jam Ini Lenyap Jam 10 Malam

Marsinah adalah seorang aktivis dan buruh pabrik yang bekerja di sebuah perusahaan perakitan jam yang ada di Porong, Sidoarjo, Jawa Timur.

Editor: Alexander Pattyranie
Tribunjateng/wahyu sulistyawan
Sejumlah massa gabungan dari buruh, mahasiswa dan LSM menggelar aksi di bundaran air mancur, jalan Pahlawan, Kota Semarang, Senin (552014). Aksi tersebut merupakan road show ke 20 kota terkait meninggalnya Marsinah seorang buruh yang sudah meninggal sejak 1993 karena perjuangannya untuk meningkatkan kesejahteraan karyawan lainnya. 

kenaikan upah dari Rp1700 menjadi Rp2250.

Marsinah adalah salah seorang karyawati PT. Catur Putra Surya yang aktif dalam aksi unjuk rasa buruh.

Keterlibatan Marsinah dalam aksi unjuk rasa tersebut antara lain terlibat dalam rapat yang membahas rencana unjuk rasa pada tanggal 2 Mei 1993 di Tanggulangin, Sidoarjo.

3 Mei 1993, para buruh mencegah teman-temannya bekerja.

Komando Rayon Militer (Koramil) setempat turun tangan mencegah aksi buruh.

4 Mei 1993, para buruh mogok total mereka mengajukan 12 tuntutan, termasuk perusahaan harus menaikkan upah pokok dari Rp1.700 per hari menjadi Rp2.250.

Tunjangan tetap Rp550 per hari mereka perjuangkan dan bisa diterima, termasuk oleh buruh yang absen.

Sampai dengan tanggal 5 Mei 1993, Marsinah masih aktif bersama rekan-rekannya dalam kegiatan unjuk rasa dan perundingan-perundingan.

Marsinah menjadi salah seorang dari 15 orang perwakilan karyawan yang melakukan perundingan dengan pihak perusahaan.

Siang hari tanggal 5 Mei, tanpa Marsinah, 13 buruh yang dianggap menghasut unjuk rasa digiring ke Komando Distrik Militer (Kodim) Sidoarjo.

Di tempat itu mereka dipaksa mengundurkan diri dari CPS.

Mereka dituduh telah menggelar rapat gelap dan mencegah karyawan masuk kerja.

Marsinah bahkan sempat mendatangi Kodim Sidoarjo untuk menanyakan keberadaan rekan-rekannya yang sebelumnya dipanggil pihak Kodim. Setelah itu, sekitar pukul 10 malam, Marsinah lenyap.

Mulai tanggal 6,7,8, keberadaan Marsinah tidak diketahui oleh rekan-rekannya sampai akhirnya ditemukan telah menjadi mayat pada tanggal 8 Mei 1993.

Proses penyelidikan

Halaman
1234
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved