Berita Sulut
SAFE Seas Project Adakan Diskusi Online, BUMN dan Swasta Siap Beli Hasil Perikanan
Untuk menyerap hasil perikanan di tengah pandemi, BUMN Perikanan dan swasta siap melakukan pembelian hasil tangkapan ikan nelayan di sejumlah daerah
Penulis: Dewangga Ardhiananta | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Untuk menyerap hasil perikanan di tengah pandemi, BUMN Perikanan dan swasta siap melakukan pembelian hasil tangkapan ikan nelayan di sejumlah daerah.
PT Bintang Mandiri Bersaudara di Bitung telah melakukan pembelian ikan cakalang dan baby tuna langsung dari nelayan dengan harga normal.
Sementara itu, Perum Perindo sebagai salah satu BUMN perikanan sedang menunggu surat penugasan dari Kementerian Koordinasi Perekonomian untuk menjadi offtaker hasil nelayan dan petambak dengan target sebanyak 3.000 ton per bulan.
Namun, upaya mempertahankan produksi ikan saat ini terkendala dengan distribusi dan penjualan akibat kebijakan PSSB di sejumlah daerah dan menurunnya permintaan.
Hal tersebut mengemuka dalam seri 'Diskusi Daring Rabu' yang dilaksanakan oleh SAFE Seas Project merupakan program kerja sama antara Yayasan Plan Internasional Indonesia dengan Destructive Fishing Watch (DFW) Indonesia.
• Pemakaman Warga Status PDP Covid-19, Kapolres: Terima Kasih Masyarakat Desa Wanga Amongena
Diskusi online ini bertema 'Pembelian Hasil Perikanan oleh BUMN dan Swasta di Masa Covid-19' yang dilaksanakan pada Rabu (29/4/2020).
"Pemerintah perlu cepat mengeluarkan Surat Penugasan kepada BUMN agar pembelian hasil tangkapan nelayan disejumlah daerah dapat segera dilakukan," kata Moh Abdi Suhufan, Koordinator Nasional DFW Indonesia.
Lanjutnya, masih ada bottleneck yang perlu diselesaikan karena produksi yang tinggi saat ini belum ditunjang oleh jalur distribusi yang mendukung.
• JPU Ajukan Kasasi ke MA, 2 Oknum ASN Kans Kembali Temani Eks Kabag Hukum Pemkot Tomohon
“Produksi ikan di pulau Jawa dalam bulan April diperkirakan masih mencapai 39.000 ton, tertinggi dari seluruh pulau besar di Indonesia tapi sejumlah usaha pengolahan justru kekurangan row material,” ungkap Abdi.
Ia juga meminta kepada daerah yang memberlakukan PSBB untuk memberikan dispensasi kepada usaha penangkapan ikan agar tetap beroperasi.
“Kegiatan bongkar ikan di sejumlah pelabuhan terhenti karena pembatasan, padahal protocol kesehatan dapat diberlakukan secara ketat” jelasnya.
• Aktivitas Pasar Ratahan di Bulan Ramadan Tetap Ramai Pembeli
Sementara itu, Direktur utama Perum Perindo, Farida Mokodompit mengatakan bahwa Perindo siap menjadi meniadi pelaku Sistem Resi Gudang untuk menampung hasil tangkapan nelayan yang melimpah.
“Perum Perindo saat ini mengelola 15 cold storage dari Aceh sampai Papua dengan kapasitas total 4.170 ton,” ucap Farida.
Selain akan melakukan pembelian ikan, Perum Perindo akan memperkuat distribusi dan penjualan.
'Perindo telah berkoordinasi dengan sejumlah kepala daerah untuk memasukan ikan sebagai paket sembako dalam skema bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah daerah," sebut dia.