Update Virus Corona Dunia
Dituding AS Penyebab Covid-19, Ini Penampakan Laboratorium yang Jadi Sorotan, Keamanannya Berlapis
Kini menjadi perbincangan, seperti apa laboratorium di Wuhan yang dituding Trump sebagai sumber virus Corona itu?
Peneliti yang enggan disebutkan namanya itu mengatakan hewan yang digunakan dalam percobaan di fasilitas ini menjalani sterilisasi tekanan tinggi sebelum dibuang dan semua bahan limbah diproses di laboratorium.
Semua orang yang memasuki atau meninggalkan fasilitas harus diambil suhu tubuhnya dan darah para peneliti secara teratur diambil untuk diperiksa.
Kegiatan staf juga dicatat dan disimpan sebagai bagian dari protokol keselamatan.
"Saya belum pernah ke laboratorium BSL-4, tetapi protokol dan keamanan (laboratorium BSL-4) akan lebih tinggi daripada di labolatorium level 3," kata dia.
Secara umum, para ilmuwan yang memasuki laboratorium BSL-4 akan mengenakan jas biosafety seluruh tubuh.
Di bagian atas terdapat dua lapis pakaian pelindung dan mereka memiliki pasokan oksigen sendiri sehingga mereka tidak menghirup udara di dalam labolatorium.
Laboratorium ini menggunakan tekanan udara negatif dan pintu-pintu yang terkunci melalui udara untuk menghentikan kebocoran udara yang terkontaminasi.
Ketika meninggalkan laboratorium , para peneliti juga harus melalui hujan kimia sebagai bagian prosedur masuk dan keluar yang ketat.
Udara laboratorium disaring dan air limbah diproses sebelum dibuang.
Sebelum melakukan penelitian di laboratorium BSL-4, para peneliti juga harus dilatih protokol kesehatan sebelum diizinkan melakukan penelitian di laboratorium tersebut.
Catatan Kasus Kecelakaan di Laboratorium
Meski menerapkan standart tinggi, para ilmuwan mengakui kebocoran atau infeksi yang tidak disengaja di laboratorium pernah terjadi.
Kebocoran atau infeksi ini diakibatkan oleh kesalahan manusia.
Pada 2004, seorang mahasiswa doktoral mengambil virus Sindrom Pernafasan Akut (Sars) di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Cina untuk dipelajari di laboratorium tingkat bawah.
Virus Sars yang diambil itu diyakni sudah tidak aktif, tetapi ternyata virus itu masih hidup.
Peristiwa itu mengakibatkan sembilan orang terinfeksi, seorang diantaranya meninggal dunia.
Setahun sebelumnya, seorang mahasiswa doktoral berusia 27 tahun di Singapura terinfeksi Sars di fasilitas yang dikelola pemerintah karena apa yang kemudian digambarkan WHO sebagai "standar laboratorium yang tidak sesuai dan kontaminasi silang sampel virus West Nile dengan Sars coronavirus".