Update Virus Corona Sulut
Kesaksian Pasien Covid-19 Sembuh, Hari ke-7 Tuhan Bebaskan Saya dari Kecemasan, 'Mujizat Itu Nyata'
Selama 31 hari ia berjuang melawan penyakit tersebut dan sembuh. Ia mengaku mengalami mujizat Tuhan
Penulis: Arthur_Rompis | Editor: David_Kusuma
TRIBUNMANADO.CO.ID, LOLAK - "Maka berseru-serulah mereka kepada Tuhan dalam kesesakan mereka, dan diselamatkan-Nya mereka dari kecemasan mereka, disampaikan-Nya firman-Nya dan disembuhkan-Nya mereka, diluputkan-Nya mereka dari liang kubur."
Ayat Alkitab dari Mazmur 107:19-20 (TB) tersebut rajin dibaca Pendeta Sugeng Budi Susanto selama menjalani masa isolasi di RS Kandou.
Ayat yang ditulis pemazmur saat menjalani kesulitan tersebut seakan melukiskan pergumulan
Gembala Sidang Gereja Pantekosta Tabernakel (GPT) Petra Manado Ini, saat terjangkit virus covid-19 hingga ia beroleh mujizat dan sembuh.
Sugeng adalah satu dari 40 pasien Covid-19 di Sulut.
• Inez Kosmetics Menyumbangkan 1.000 Hand Sanitizer, Pemkot Ucapkan Terima Kasih
Selama 31 hari ia berjuang melawan penyakit tersebut dan sembuh. Ia mengaku mengalami mujizat Tuhan.
"Mujizat itu nyata,"kata dia
kepada Tribun Manado via WA Senin (27/4/2020).
Sugeng bercerita panjang lebar pada Tribun Manado mengenai pengalamannya terkena Covid-19.
"Semua berawal pada Kamis 26 Maret 2020. Badan saya tak enak, lalu dada mulai sesak. Batuk dan demam. Mata mulai gelap. Hidung tidak bisa cium bau. Seluruh tubuh tiba-tiba lemas," kata dia.
Ia pun dibawa ke Klinik Siloam yang berada dekat rumahnya.
Sempat mengira jantungnya bermasalah, ia terperangah saat dokter mendapati gangguan
di paru-paru yang merupakan gejala Covid-19.
• Pemakaman PDP Asal Lembean Timur Dilakukan Sesuai Protokol Covid-19
"Waktu EKG jantung saya tidak terjadi gangguan. Kemudian foto dada, didapati pneumonia.
Gangguan di paru-paru," katanya.
Ia pun dirujuk ke RS Kandou dan ditangani sesuai protokol Covid-19.
Dia menyebut, enam hari pertama di ruang isolasi merupakan masa - masa terberatnya.
Sugeng merasakan hari berjalan lambat. Berada seorang diri begitu menyiksa.
"Ruangan itu panas karena tanpa pendingin ruangan," kata dia.
• Pemerintah Desa Malola Satu Sudah Siapkan BLT Dandes Bagi 200 KK
Dalam kondisi demikian, sifat dasar manusia muncul. Ia putus asa dan tawar hati. Imannya melemah.
"Seolah saya sedang berjalan di dalam lembah bayang-bayang maut. Pintu gerbang maut serasa begitu dekat," katanya.
Ia bagai di sakratul maut. "Saya takut. Saya cemas. Dada sesak dan tubuh tiba-tiba begitu lemah. Pandangan mata saya mendadak kabur. Saya sudah tidak sanggup," katanya.
Ia berseru pada Tuhan. Doanya lirih dan pasrah. "Saya berdoa, ampuni saya Tuhan. Berikan saya hati yang damai dan tenang. Kalau toh saya harus pergi biarlah pergi dalam ketenangan. Saya yakin Tuhan pasti jaga istri dan anak saya," ratapnya dalam doa.
Tiba tiba, begitu ia bersaksi, dia mendengar suara Tuhan berbicara dengan keras dalam dirinya.
• Penerimaan Peserta Didik Baru dan Ujian Kenaikan Kelas di Kotamobagu Dilakukan Via Online
"Hidup dan matimu ada di tanganKu. Bukan di tangan virus. Kalau belum waktunya, penyakit apapun tidak akan bisa membunuhmu. Tapi kalau sudah waktunya, biar kamu memohon kepadaKu kamu tetap akan mati," begitu suara yang ia dengar.
Bersamaan dengan itu hatinya pun damai. Nafasnya yang tersendat mulai lega. Mendadak
muncul kekuatan dalam dirinya.
"Saya menangis. Bersyukur. Bapa, trima kasih. Mujizat Tuhan begitu nyata," kata dia.
Ia ingat itu hari ketujuh. Angka tujuh dalam kekristenan punya makna tersendiri.
Semenjak itu ia jadi kuat. Hingga dua kali hasil swab testnya negatif.
• Enam Siswa Pesantren Kluster Jawa Negatif Rapid Test Covid-19
"Pada hari ketujuh itulah Tuhan bebaskan saya dari segala ketakutan dan kecemasan," katanya.
Pengalaman rohani ia dapatkan saat perjamuan Jumat Agung.
Kala itu, ada seorang pemuda yang juga pasien Covid-19. Kondisi pasien itu lebih parah dari dirinya.
"Ia saya ajak ikut perjamuan dan saya doakan. Dan oleh kuasa Tuhan ia lebih dulu keluar dari saya," kata dia.
Sugeng punya kesan sendiri bagi tenaga medis. Ia menyebut mereka sangat tangguh dan telaten.
"Mereka kontrol kami Jam 6 pagi jam 12 siang, jam 7 malam dan jam 12 malam.
• KABAR BAIK, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Sembuh dari Virus Corona, Dirawat 17 Hari
Nyawa mereka pertaruhkan untuk kami. Saya di sana sering mendoakan mereka," kata dia.
Saat ini Sugeng masih bergumul. Istri dan anaknya masih menjalani isolasi di RS Teling.
Mereka pasien tanpa gejala. "Mereka sudah empat hari di sana dan baik baik saja," katanya.
Kepada masyarakat ia berpesan agar menaati imbauan pemerintah agar terhindar dari Covid 19.
"Tetap jaga iman dan imun anda. Ikuti anjuran pemerintah untuk stay at home. Jika harus keluar rumah selalu pakai masker dan jaga jarak," kata dia.
Sebut dia, Covid 19 mengajarkan banyak hal pada manusia.
"Lewat Covid-19 ini kita diajar kembali membangun relationship dalam keluarga yang selama ini sudah mulai hilang. Kita diajar untuk membangun mezbah dalam keluarga melalui ibadah di rumah.
Kita diajar pentingnya saling menjaga satu dengan yang lain," tuturnya. (art)
• Soal dan Kunci Jawaban Teknik Membaca Puisi Selasa 28 April 2020, Untuk Kelas 4 5 6 SD