Virus Corona
Kucing Hitam Diyakini Obati Covid-19, Dicampur Pakai Ramuan, Benarkah?
Berbagai cara dan upaya dilakukan untuk menemukan obat virus corona, termasuk menggunakan obat alternatif lain hingga ramuan tradisional.
Dia mengatakan, "orang-orang seluruh dunia dapat mengerti ketakutan Covid-19, tetapi kekejaman terhadap hewan yang dilakukan orang-orang Vietnam ini tidak bisa dibiarkan."
"Tidak ada bukti apapun, bahwa makan kucing bisa menyembuhkan dari virus corona, kalaupun ada itu tidak manusiawi ini tingkat kekejaman yang tidak bisa diterima," katanya.

"Di China virus muncul dan menyebar ke hewan peliharaan, banyak pihak berwenang menangkap dan membunuh hewan tersebut," jelasnya.
"Pandemi ini seharusnya tidak dijadikan alasan untuk menyakiti hewan-hewan tak berdaya demi mencari perlindungan dari virus corona," tambahnya.
"Obat yang dibuat dengan menggiling kucing, kemudian dimasak menjadi pasta dan diberikan kepada penderita, ini tidak masuk akal aku harap mereka ditangkap," paparnya.
Julia berkali-kali mengatakan pada PBB bahwa daging anjing dan kucing tidak bersih dan bisa menyebabkan krisis kesehatan global.
Dia menambahkan, "Mereka menyadari menyembelih hewan di pasar seperti di China itu tidak sehat, khususnya konsumsi terhadap satwa liar dan spesies yang terancam punah."

Di Vietnam dan wilayah tertentu Indonesia, praktik makan anjing dan kucing dianggap masih sering terjadi.
Sementara di Indonesia, pasar Tomohon yang menjual berbagai satwa liar juga sempat mendapat sorotan karena mirip dengan pasar di Wuhan.
Meski tak ada penelitiannya, beberapa pedagang satwa liar justru mempromosikan hewan eksotis sebagai obat untuk virus corona.
Sumber: Intisari.Grid