Keuangan
Pengeluaran Membengkak Karena WFH? Berikut Tips Pintar Atur Uang yang Bisa Digunakan
Menurut Tejasari CFP, konsultan finansial, menghadapi kondisi seperti ini kita mesti mengatur ulang penempatan bujet bulanan keluarga.
Ya, karena semua aktivitas dijalankan di rumah, maka ada beberapa bujet yang tidak terpakai, misalnya biaya transportasi, seperti bensin, tol, parkir, ongkos angkutan (kereta, bus, MRT).
Ada juga biaya me time atau senang-senang yang biasanya dianggarkan 20 persen dari gaji, seperti ke salon, ke mal, pijat, dan lain sebagainya.
Nah, Anda bisa menutup lonjakan biaya rumah tangga tadi dengan memindahkan alokasi dana transportasi dan me time itu.
Tapi, berapa besar dana yang dipindahkan?
“Full dipindahin untuk meng-cover peningkatan-peningkatan karena di rumah tadi. Nah, dana itu kita masukkan ke pos dana kebutuhan hidup yang biasanya 40 persen tiap bulan,” ujar Tejasari.
Dengan begitu, biaya kebutuhan hidup bisa mencapai 60 persen dari pendapatan.
Sehingga, jika asumsi pendapatan kita Rp 5 juta satu bulan, maka yang biasanya alokasi dana kebutuhan hidup Rp 2 juta kini bisa menjadi Rp 3 juta.
Tentu dengan menghilangkan pengeluaran untuk transportasi di dalamnya.
Sehingga, dana Rp3 juta ini bisa murni kita keluarkan untuk kebutuhan harian rumah tangga yang dibutuhkan dalam kondisi saat ini.
Dengan begitu, pengeluaran selama WFH tak jadi membengkak dan meledak, deh!(*)
Artikel ini telah tayang di NOVA dengan judul Ini Tips Pintar Atur Uang Atasi Pengeluaran WFH yang Membengkak!.