Ramadan 2020
Bagaimana Pelaksanaan Rukyatul Hilal di Tengah Pandemi Virus Corona?
Hilal merupakan bulan sabit paling tipis yang berketinggian rendah di atas cakrawala barat saat Matahari terbenam dan bisa diamati
TRIBUNMANADO.CO.ID - Bulan Ramadhan 1441 H segera dimulai sebentar lagi.
Para ilmuwan dan pemuka agama Islam, dalam penentuan awalnya, akan melakukan rukyatul hilal atau observasi (pengamatan) terhadap hilal.
Untuk diketahui, hilal merupakan bulan sabit paling tipis yang berketinggian rendah di atas cakrawala barat saat Matahari terbenam dan bisa diamati.
Akan tetapi, Bulan Ramadhan kali ini akan masih akan dibarengi oleh wabah corona yang telah berlangsung di Indonesia sejak bulan Maret.
Alhasil, diperlukan protokol khusus guna mengantisipasi wabah ini.
Dalam artikel opini yang dimuat Kompas.com Sains, Rabu (22/4/2020); KH. Sirril Wafa, MA Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama, memaparkan bahwa PBNU melalui Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (LFNU) telah menyiapkan protokol kesehatan untuk rukyatul hilal tahun ini.
"Protokol dibangun di atas asas eliminasi kerumunan dan penerapan pembatasan jarak fisis seperti yang ditekankan Kementerian Kesehatan RI," tulisnya.
Pertama, aktivitas rukyatul hilal ditetapkans sebagai kegiatan tertutup yang hanya boleh diikuti oleh petugas dan tidak menyertakan undangan sama sekali.
Jumlah petugas juga dibatasi menjadi maksimum sembilan orang, kecuali pada daerah yang telah menerapkan PSBB sehingga jumlah maksimum hanya lima orang.
Petugas adalah orang yang berpengalaman di bidangnya dan berbadan sehat.
Tanggung jawab ini juga diprioritaskan bagi orang-orang berusia di bawah 50 tahun yang tidak menderita penyakit penyerta, seperti diabetes mellitus, jantung, hipertensi, gangguan pernapasan dan kanker.
Petugas juga harus lolos pemeriksaan suhu tubuh dan kesehatan yang melibatkan Satgas NU Peduli Covid-19 sebelum diizinkan berangkat ke lokasi rukyatul hilal dengan mengenakan masker sepanjang masa tugasnya.
Terkait lokasinya, KH. Sirril Wafa menjelaskan bahwa sejauh ini, sudah ada 30 lokasi rukyatul hilal yang menyatakan siap untuk berpartisipasi.
30 lokasi ini berada dalam lingkup kabupaten atau kota di mana cabang LFNU berada, karena petugas tidak diperbolehkan beranjangsana ke sebuah lokasi rukyatul hilal.
Seluruh lokasi juga harus didisinfeksi terlebih dahulu dan dilengkapi titik-titik cuci tangan, serta mempertimbangkan jarak aman minimal satu meter dalam memposisikan instrumen rukyatul hilal yang meliputi teleskop, kamera dan sistem komputer.