Breaking News
Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

News

Refly Harun Singgung Prabowo dan Ahok hingga Sebut Khofifah Punya Modal Besar di Pilpres 2024

Pakar Tata Hukum Negara, Refly Harun menilai Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa berpeluang maju Calon Presiden 2024.

Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun dalam diskusi Menakar Kapasitas Pembuktian MK, di Jakarta Pusat, Kamis (13/6/2019). 

Lalu, Refly menyebut nama Ketua Umum Partai Demokrat yang sekarang, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).

Menurut Refly, AHY akan lebih mata dalam berpolitik pada beberapa tahun ke depan.

"Itu baru menyebut empat nama bagaimana dengan nama-nama lainya misalnya AHY yang tentu empat tahun, lima tahun ke depan akan lebih matang," sambungnya.

Lalu, ia mulai menyinggung Khofifah.

Khofifah dinilai memiliki modal karena kini dirinya memimpin Jawa Timur.

Sedangkan diketahui, Jawa Tengah dan Jawa Timur merupakan daerah dengan pemilih terbanyak.

"Bagaimana juga dengan Khofifah? Indar Parawansa yang sekarang menjadi Gubernur Jawa Timur,"

"Jangan lupa Jawa Tengah, Jawa Timur adalah daerah-daerah lumbung suara," ujar dia.

Sehingga, Khofifah dinilai memiliki modal tersebut.

"Jadi siapapun yang punya akar di sana dia akan memiliki pengaruh yang besar," lanjutnya.

Tak hanya itu Khofifah merupakan bagian dari Organisasi Islam Terbesar di Indonesia, Nahdatul Ulama.

"Apalagi Khofifah adalah perempuan dan kemudian juga kader Nahdatul Ulama, organisasi yang besar di Republik Indonesia ini," lanjutnya.

Mulai Jumat 24 April, Larangan Mudik Akan Diberlakukan, Luhut: Ada Sanksi yang Akan Diterapkan

Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam tayangan Youtube KompasTV, Selasa (14/4/2020)
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa dalam tayangan Youtube KompasTV, Selasa (14/4/2020) (Youtube/KompasTV)

Meski demikian, Refly mengatakan bahwa semua itu tak akan berguna jika ada partai politik yang berkuasa memborong partai lain.

Sehingga, nama-nama seperti Ahok hingga Khofifah tak ada yang mengusung.

"Tapi nama-nama itu sehebat apapun kalau kartel-kartel politik itu bekerja untuk memborong partai politik tidak akan ada gunanya," ungkapnya.

Seperti yang terjadi pada Pemilihan Presiden 2014 dan 2019 yang hanya menyisakan dua koalisi besar.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved