Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Update Virus Corona Indonesia

Amerika Kirim Ilmuwan ke China, Selidiki Laboratorium Virologi Wuhan, Paksa Tiongkok Buka Pintu

Mereka pun akan menyelidiki China, bahkan ribuan penggugat asal Amerika dan Eropa sudah mengajukan tuntutan terhadap China.

Editor: Aldi Ponge
(AFP/Nicolas Asfouri)
Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping bertemu di Balai Agung Rakyat China di Beijing, Kamis (9/11/2017). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Amerika dan negera-negara Eropa terus menuduh China tak terbukan soal pandemi Virus Corona.

Mereka pun akan menyelidiki China, bahkan ribuan penggugat asal Amerika dan Eropa sudah mengajukan tuntutan terhadap China.

Amerika yang sedari awal getol menuduh China, kini mengirim Ilmuwannya untuk masuk ke laboratorium Wuhan.

AS memaksa China untuk memberikan akses masuk.

Ribuan Penggugat dari 40 Negara Ajukan Tuntutan ke China soal Corona, Ada Israel, Inggris hingga AS

6 Warga China Berani Blak-blakan Soal Corona, Hilang Hingga Meninggal, Ada Pengusaha hingga Profesor


Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS), Mike Pompeo meminta China agar memberikan akses AS untuk masuk ke laboratorium Wuhan pada Jumat (18/4/2020) lalu.

Hal ini semakin memicu gesekan antara dua negara ini.

"Kami masih meminta Partai Komunis Tiongkok untuk mengizinkan para ahli masuk ke laboratorium virologi," kata Pompeo di Fox News.

"Sehingga kami dapat menentukan dengan tepat di mana virus ini (Covid-19) bermula," lanjutnya.

Hal ini berawal dari dugaan bahwa Covid-19 berasal dari laboratorium Wuhan.

Selain itu, AS sangsi dengan angka infeksi dan kematian yang disebabkan virus yang berasal dari daerah tersebut.

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menulis cuitan bahwa China mengumumkan jumlah infeksi dan kematian yang baru.

"(Negara itu) baru saja mengumumkan dua kali lipat dalam jumlah kematian mereka dari 'Musuh Yang Tak Terlihat'. Jauh lebih tinggi dari itu dan jauh lebih tinggi dari AS, bahkan tidak dekat!" tulisnya dikutip dari SCMP. 

Cuitan itu dinilai tidak akurat karena China hanya mengumumkan peningkatan kematian di Wuhan sebesar 50 persen.

Hingga Senin (20/4/2020), jumlah kasus infeksi di China sebanyak 82.747.

Angka ini jauh perbandingannya dari total infeksi di AS, yakni 764.265.

Berbicara kepada awak pers pada Jumat malam waktu AS, Trump menegaskan pernyataannya dengan mengatakan China memiliki kematian terbanyak di dunia.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved