Sulawesi Utara
Menuju Sulut Maju, Sejahtera dan Berkelanjutan

Frans Lebu: Kedelai Cocok di Sulut

Ketahanan pangan penting menghadapi pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Kementerian Pertanian terus menggenjot produksi

Penulis: Tim Tribun Manado | Editor: Lodie_Tombeg
KOMPAS.COM/FABIAN JANUARIUS KUWADO
Gubernur Jakarta Joko Widodo dan mantan Gubernur NTT Frans Lebu Raya tengah berbincang di peternakan sapi warga di Ponain, Amarisi, Kupang, NTT, Selasa (29/4/2014). 

TRIBUNMANADO.CO.ID - Ketahanan pangan penting menghadapi pandemi Coronavirus disease 2019 (Covid-19). Kementerian Pertanian terus menggenjot produksi pangan termasuk tanaman kedelai. Di Sulawesi Utara, tanaman kedelai dikembangkan di perkebunan Desa Tontalete, Kecamatan Kema, Kabupaten Minahasa Utara.

Balita dan 2 Lansia PDP Corona Meninggal Dunia

Demikian dikatakan Frans Lebu Raya, Komisaris PT ICDX Logistik Berikat (ILB), Senin (20/4/2020). Kata dia, rencananya pada Selasa ini, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menghadiri penanaman perdana kedelai.

Tribun Manado berkesempatan wawancara eksklusif dengan mantan Gubernur Nusa Tenggara Timur ini melalui sambungan telepon seluler. Berikut petikan wawancaranya, Senin kemarin.

Apa rencana kegiatan besok (hari ini) dan garis besarnya seperti apa?

Jadi besok itu, Pak Menteri Pertanian akan hadir di penanaman perdana kedelai sebagai momentum kebangkitan kedelai nasional.

Saya bersama teman-teman dari ILB bertekad untuk mendukung pemerintah dalam hal ini Menteri Pertanian untuk mengembangkan kedelai.

Karena selama ini memang kedelai impor kita masih tinggi ya. Impor kedelai itu dalam data yang kita dapatkan itu ternyata mencapai 2,9 miliar dolar.

Bahas BLT Dana Desa, Dinas PMD Minsel Rapat Vicon Bersama Camat dan Hukumtua

Ya sehingga kami bertekad mendukung pemerintah untuk paling tidak mengurangi impor kedelai, meningkatkan produksi dalam negeri hingga kita bisa menyelamatkan devisa negara.

Mengapa pilih Sulut, apa keistimewaan daerah ini?

Saya bersama teman-teman bertekad untuk mengembangkan kedelai tetapi kita mulai dari Sulut.

Mengapa Sulut yang kami pilih, pertama karena sebenarnya kita mulai dari Kalimantan tetapi ternyata Sulut lahannya lebih cocok, lebih subur.

Kemudian Sulut ini di tahun 2017 pernah menjadi juara nasional produksi kedelai 40.000 hektare. Sehingga kami bertemu pemerintah daerah Pak Gubernur (Olly Dondokambey) lalu kami mulai dari Sulut.

Besok itu penanamannya untuk benih seluas 12 hektare, tapi akan berkembang menjadi 50 hektare untuk benih. Saat ini memang setelah mulai dari Sulut nanti kita akan kembangkan di Sulawesi Selatan karena sudah sepakat dengan Pak Gubernur Sulsel untuk mengembangkan itu di Sulsel juga dalam luasan yang besar ya.

Memang selama ini para petani atau masyarakat enggan menanam kedelai karena produksi kedelai selama ini rendah, 1 hektare paling tinggi 1 ton. Itu permasalahan pertama.

Permasalahan kedua, harga kedelai itu kalau dia tanam padi lebih ekonomis daripada tanam kedelai gitu sehingga masyarakat tidak terlalu berminat untuk menanam kedelai.

Juga dari sisi pasarnya. Pasar kedelai juga sulit atau harganya terlalu rendah untuk petani karena itu dalam program yang kita kembangkan ini kita berharap atau berusaha untuk meningkatkan produksi kedelai dengan menggunakan benih unggul benih berkualitas ada beberapa jenis. Ada biosoy, ada juga jenis anjasmoro dan beberapa jenis lain yang selama ini terbukti bisa menghasilkan produksi 1 hektare bisa mencapai 3 ton.

Viral di Dunia, Bayi Baru Lahir Diberi Nama Sanitiser, Ini Harapan Orang tuanya

Kemudian kaitan dengan itu ya maka kami mengajak berbagai perusahaan, kita mengajak perguruan tinggi dalam hal ini Universitas Sam Ratulangi tentu kerja sama dengan pemerintah bersama-sama mengembangkan kedelai. Jadi ada 3 unsur yang terlibat di sana akademisi, businessman dan government.

Program-program lainnya yang dipersiapkan Kementan dalam masa pandemi Covid-19 ini?

Saat ini, kami sebenarnya punya rencana selain kedelai tetapi kita juga mau mengembangkan kelapa di Sulut karena sesungguhnya Sulut itu punya potensi kelapa luar biasa ya. Mesti ini harus diolah.

Nah besok dalam acara itu akan ada penandatanganan kerja sama antara ILB dengan Unsrat untuk pengembangan integrasi kedelai, kelapa dan juga urusan kelapa secara lebih luas.

Besok juga akan ditandatangani kerja sama antara ILB dengan lembaga ICC (International Coconut Community) untuk mengembangkan potensial untuk mengatasi Covid-19. Jadi ada dua kerja sama yang besok kami teken.

Sebentar lagi akan masuk bulan Ramadan. Secara umum stok pangan nasional bagaimana?

Kalau tentang stok pangan nasional tentu saya tidak boleh komentar tetapi ya saya percaya Pak Menteri pasti siap betul stok pangan nasional apalagi ini ada virus dan menyusul lagi dengan ibadah puasa. (ang)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved